Prolog

13.7K 342 5
                                    

Yakin atau tidak, aku takut mengenalmu lebih dalam apalagi jatuh cinta sendirian.

®BilaNandara

•────────────•
[SUDAH DIREVISI]

Suhu tubuh Bila terasa dingin. Tetapi anehnya, pipi gadis itu justru terasa hangat—setelah melihat seulas senyum dari lelaki yang belum dia kenali. Ingin membalas senyuman itu, namun Bila sadar sunggingannya mengarah bukan untuk Bila.

Lamunan Bila mulai meraba. Menggores ingatan-ingatan yang mungkin belum sempat dia rangkum kembali. Salah satu sahabatnya yang bernama Ranum. Dia sering menceritakan lelaki manis yang memiliki nama 'Bara Danendra'. Bukan hanya Ranum yang sering menceritakan lelaki itu. Melainkan siswi-siswi lain-pun sering membicarakan nama Bara hingga namanya tidak lagi asing di telinga Bila. Terasa bosan. Tetapi juga membingungkan. Bila benci dirinya! Mengapa dia harus mendengar nama itu beribu-ribu kali sementara dia tidak mengenali wajah 'Bara Danendra'?

Karna diguyur penasaran, Bila-pun bertekad mendekati lelaki itu. Postur tubuh, ciri-ciri, dan model rambut lelaki itu sama persis dengan apa yang sering Bila dengar dari Ranum. "Rambutnya hitam lebat. Kulit putih. Bola mata rada coklat. Tinggi, ya, tinggi, tapi nggak tinggi-tinggi amat. Bentuk tubuh sixpack. Sama... oh iya, dia punya lesung pipit juga!"

Itulah yang Bila ingat. Sama persis seperti laki-laki yang berada lumayan jauh di hadapannya saat ini. Saat lelaki itu tersenyum, ada satu lesung pipit yang menghiasi pipi bagian kanannya. Pemandangan itu membuat Bila yakin, bahwa dia adalah Bara Danendra. Lelaki yang sering dia dengar namanya dari berbagai mulut.

Bila bergeming saat jaraknya dengan lelaki itu mulai dekat. Gadis itu ragu. Ragu jika lelaki itu bukanlah Bara yang dimaksud mereka. Hingga pada akhirnya ada seseorang yang menggagalkan rencana Bila untuk bertemu dengannya.

Seseorang.

Orang tersebut pergi bersama lelaki yang sudah diincar Bila sedari tadi. Ada perasaan kecewa dalam diri Bila, sebab belum bisa memecahkan misteri kali ini. Tapi ada untungnya juga. Karena rasanya tak mungkin jika Bila harus bertanya dalam keadaan gugup seperti ini untuk menghadapi lelaki asing itu.

"Kok gugup gini, sih?" Bila mulai bermonolog. Jari jemarinya menggaruk rambut panjangnya yang tergerai.

Tak ingin lama-lama berpikir. Bila-pun mengambil keputusan untuk kembali ke kelasnya, dan menunda rasa penasaran itu untuk sementara. Mungkin, hari ini bukanlah hari di mana gadis itu tahu siapa lelaki tersebut.

•────────────••────────────•

𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang