Jujur, aku sayang kamu. Bisa nggak kamu sayang sama aku sama seperti kamu sayang dia?
®BilaNandara
•────────────•
Bila merutuki dirinya dalam hati, sebab berhasil menangis hanya karena sebuah lagu. Kegabutan Bila pasca pulang sekolah membuatnya iseng memutar musik favorit. Ditambah bayang-bayang Bara yang nembuatnya kecewa berhasil membuat Bila melow seketika. Terdengar dari lirik pertamanya saja mampu membuat siapa saja merinding.
"Ku tutup pintu cintaku, yang sekian lama terbuka untukmu."
"Lelah hati ini...."
"Apakah, selama ini... cinta yang ada hanya lah semu."
[Backsoud lagu : Tak Mampu Pergi]
Lagu itu seolah menceritakan seseorang yang lelah hatinya karena terus disakiti dan memilih menutup kembali hatinya agar tak terluka lagi. Sama, Bila juga ingin menutup hatinya. Namun, Bara seperti enggan pergi dari pikirannya.
Lirik kedua jauh berbeda dari apa yang Bila rasakan. Perasaan Bara terlalu ambigu untuk Bila pahami. Isinya mengandung sebuah pertanyaan tentang apakah cinta yang selama ini terjalani itu hanya sekedar semu? Entahlah, bahkan perasaan Bara saja Bila tidak tahu. Apakah lelaki itu mencintainya, atau tidak.
Dan yang paling membuat Bila menangis ialah ketika lagu itu sudah sampai pada puncak makna. Lirik itu cocok sekali untuknya yang mencintai Bara sedangkan Bara mencintai yang lain. Lukanya juga dapat Bila rasakan, begitu sakit. Ingin pergi, namun rasanya begitu sulit.
Bila membenamkan wajahnya ke bantal membiarkan air mata membasahinya. Lagi-lagi reff itu terngiang di telinganya akibat ponselnya yang terus-menerus menyanyikan bait tersebut.
"Ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain... betapa dalamnya terluka hatiku."
"Dan bagaimanakah ku harus menyakinkan diriku. Saat kutatap matamu. Ku tak mampu, pergi...."
Lagu dari ponsel gadis itu berganti sebuah nada dering yang disertai getaran—pertanda ada seseorang yang meneleponnya. Bila mengangkat teleponnya malas tanpa berniat melihat nama yang tertera.
"Gue ganggu lo nggak?" tanya seseorang dari sebrang sana. Awalnya Bila mengerjapkan mata berkali-kali, menyimak suara siapa di sebrang sana. Begitu dilihat nama yang tertera di ponselnya, Bila dengan sigap langsung mendudukkan diri seraya menghapus sisa-sisa air matanya.
Bila berdeham sejenak upaya menyetabilkan suaranya yang parau. "Enggak. Kenapa?" Bila bertanya.
"Gue boleh ke rumah lo?" Terdengar hembusan napas dari sana. Bara harap Bila dapat mengizinkannya.
Bila mengangguk lalu beberapa detik kemudian menepuk jidatnya. Bara tidak akan mungkin bisa melihat anggukannya. Dasar ngaco! Sekarang Bila kembali mengumpat dalam hati.
"Oke." Senyum Bara berkembang kemudian mendengar jawaban dari Bila.
"Eh, tapi, boleh nggak Jovan gue ajak ke sini? Soalnya gue nggak mau cuma berdua doang."
"Terserah. Kan itu rumah lo."
Bila manggut-manggut menyetujui.
"Gue otw. Lo suruh aja Jovan ke situ!" ujar Bara yang sepertinya sedang melangkah karena hentakkannya begitu terdengar jelas. "Jangan sampe ketiduran, my princess!" Lalu sambungan terputus.
Mulut Bila ternganga mangap dengan pandangan lurus dan kosong. Sedangkan ponsel yang berada di telinganya semakin detik semakin turun. Bila tidak mengerti maksud panggilan Bara yang terakhir. My princess. Artinya bidadariku. Apaan coba? Apa Bara hanya sekadar ingin melempar dirinya ke udara lalu menghempaskannya lagi? Atau memang lelaki itu sudah tidak lagi menganggapnya teman melainkan sosok yang spesial?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔
Teen Fiction𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Bila mencintai lelaki yang sampai sekarang belum bisa diterka perasannya. Sikap lelaki itu yang terlampau perhatian padanya, terkadang membuat Bila berh...