Biarkan semua rasa ini aku yang pendam. Jangan hiraukan aku. Karna tanpa kau peduli pun, aku sudah terbiasa sendiri.
®BilaNandara
•────────────•
"Ya Allah, ini soal, kok, ribet baget, ya? Otak gue kenapaaaa lagi?" gerutu Bila gemas setelah melihat berbagai soal matematika yang ada di hadapannya. Bila menoleh ke belakang, melihat Ranum yang santai-santai saja mengerjakan soalnya. Mentang-mentang pinter sih, huh!
Bila menggaruk rambutnya frustasi. Kenapa pula si guru yang kini ada di kelasnya pake acara mindah-mindahin dena duduk? Lihat hasilnya? Bila jadi tidak bisa menyontek pada si otak encer—Ranum. Tanpa Ranum, semua pikiran Bila ngebleng. Pasalnya, Bila gampang banget nangkap semua pelajaran tapi juga mudah banget ngelupainnya. Maka dari itu sebelum Bila mengisi soal, dia harus terlebih dahulu bertanya.
"Pstt, psstt!" kode Bila kepada Ranum dengan berhati-hati.
Ranum mendongak menatap Bila dengan alis yang terangkat satu. "Apaan?"
"Gue lupa," jawab Bila setengah berbisik. Matanya masih waspada memperhatikan guru yang tengah berkeliling.
"Lo inget-inget lagi, lah!"
"Mana bisa. Otak gue bleng kalau nggak ada lo." Bila merengut kesal. Matanya menatap ke depan sesaat, memastikan bahwa gurunya sedang sibuk sendiri, lalu kembali menatap Ranum. Kedua tangan Bila mengatup memohon. "Plisss!" rengek Bila. Gadis itu tidak akan menyerah sebelum berhasil.
Permohonan Bila berhasil mengundang rasa kasihan pada Ranum. Ranum berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan menuliskan beberapa jawaban di kertas selembar yang dia dapat dari hasil nyerobot buku orang. Setelah selesai menulis, Ranum dengan hati-hati melemparkan kertas itu ke arah Bila. Bila menangkap kertas itu secara tepat tanpa diketahui oleh guru.
Bila terkekeh tanpa dosa. Bersyukur jika kali ini dia bisa beruntung. "Makasih," ucap Bila seraya mengerling jahil. Sedangkan Ranum hanya membalasnya dengan tatapan malas. Bila membuka kertas itu dari bawah meja.
"Bila, sedang apa kamu?"
Bila kelabakan, sehingga refleks menggulung kertas itu lalu membuangnya keluar jendela.
"Aish!"
Bila kaget mendengar suara itu. Tapi secepat mungkin dia langsung merespon gurunya terlebih dahulu. "Iya, Bu?"
"Kamu sedang apa tadi?" tanya guru itu tanpa mau berbasa-basi. Demi apa pun, guru ini super duper kepo banget.
"Anu, itu bu... anu, apa ya? Tadi ada yang ngelemparin saya kertas. Jahil banget dia, Bu," seru Bila ngasal yang seketika membuat Ranum melotot dan mendelik waswas. Takut jika namanya keluar dari mulut gadis itu. Jika iya, berarti Bila tidak tahu diuntung.
"Siapa?" tanyanya lagi memojokkan Bila.
Bila mengangkat kedua bahu. "Nggak tahu."
Guru itu terlihat menghela napas. "Yaudah kerjakan kembali tugasmu, dan jangan menyontek!" peringatnya.
Gimana mau nyontek, kertasnya aja udah gue buang. Dasar bego lu, Bil! Geram Bila dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔
Teen Fiction𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Bila mencintai lelaki yang sampai sekarang belum bisa diterka perasannya. Sikap lelaki itu yang terlampau perhatian padanya, terkadang membuat Bila berh...