3. Sang masalalu

3.8K 182 6
                                    

Jangan menunjukan kebaikanmu hanya karena ingin membuat seseorang bertahan. Tapi tunjukanlah keburukanmu, dan lihat! Siapa yang masih mampu bertahan.

®BilaNandara

•────────────•

Bagai orang yang tengah mengindentifikasi pelaku, Bila memandang wajah Ranum begitu lekat. Ranum sendiri bingung dengan apa yang gadis itu lakukan. Padahal, Ranum merasa tidak melakukan sesuatu yang aneh-aneh di waktu sepagi ini.

"Ck! Kenapa, sih, lo?" tanya Ranum mendorong jauh wajah Bila dari hadapannya.

"Gue mau tanya serius sama lo," kata Bila sambil menyipitkan matanya. Tentu saja hal itu mengundang rasa penasaran di lubuk hati Ranum yang paling dasar. Apalagi tidak seperti biasanya Bila bersikap begini.

Ranum tak menggubris, sehingga Bila jadi gregetan sendiri. Namun, sadar jika ini bukan saatnya, Bila-pun kembali bertanya serius.

"Apa lo suka sama Bara?"

Hening sejenak. Tak ada jawaban dari Ranum, hingga akhirnya sebuah tawa menggelenggar keluar dari mulut gadis itu.

"Apa? Jadi yang lo maksud nanya serius itu, gitu?" Ranum kembali tertawa, sampai-sampai tangannya mengusap perutnya yang kurus. Mungkin saking lucunya. Tapi sungguh, Bila tidak merasa sedang melawak. Dan pertanyaan itu juga penting. Baginya.

"Hello, Bilaaa?!" seru Ranum menyadarkan Bila yang baginya adalah pertanyaan ngaco. "Nggak mungkin, lah, gue suka sama Bara. Lagian nih yaaa, gue ogah kali suka sama cowok yang nggak jelas kayak gitu. Meskipun dia ganteng, ya tetep aja gue mah ogah!" Lanjut Ranum menjelaskan apa yang memang dia rasakan. Ranum tidak menyukai Bara. Dan alasan Ranum sering menceritakan nama Bara kepada Bila hanya semata untuk bahan obrolan.

"Oh ... gituu..." Bila memanggut-manggutkan kepalanya berkali-kali.

"Emangnya kenapa? Lo suka sama Bara?" tanya Ranum yang berhasil membuat gelagat Bila berbeda.

"Eh, enggak! Gue tadi ... cuma tanya aja. Soalnya kan, lo selalu ngobrolin Bara melulu. Jadi gue berpikir kalau lo tuh suka sama Bara," jelas Bila. Bila merunduk, lebih memilih mencoret-coret bukunya yang bersih tanpa coretan sedikitpun ketimbang membahas Bara yang semakin membuatnya penasaran.

Lagian untuk apa Bila peduli pada lelaki itu? Memangnya lelaki itu siapa?

Terdengar hembusan panjang dari Ranum bersamaan dengan sebuah kalimat yang berhasil membuat Bila terkejut. "Bara tuh nggak mau sama siapa-siapa. Dia cuma maunya sama Jesika."

Bila menoleh cepat, terperangah dengan mulut terbuka lebar. "Hah? Siapa-siapa?!" ulang Bila yang memang kurang jelas mendengar nama yang Ranum sebutkan tadi.

"Dasar budeg! Tau, ah!" Seolah lelah dengan Bila yang terus bertanya. Ranum jadi malas untuk mengulangi perkataannya. Biarkan saja Bila merengek-rengek. Nanti juga bakal capek sendiri.

"Ayolahh! Siapa, sih? Desina? Desika? Atau siapaa?!" tanya Bila tak sabaran.

"Daripada lo berisik kaya gini, mendingan lo tanya aja, deh, ke Bara-nya langsung. Gue capek kalau harus jelasin ke elo."

𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang