Kumohon, jangan dekat dengan siapapun! Tangisan ini hampir pecah dengan hati yang terus meronta.
®BilaNandara
•────────────•
Decitan kursi terdengar dari samping Bara yang tengah duduk di hadapan Bila. Keduanya kompak menoleh secara bersamaan ke arah gadis yang kini sudah duduk di samping Bara tanpa perintah sambil tersenyum tipis.
"Hai." Gadis itu menopang dagu, memandang Bara dengan senyum menggoda.
Bara tidak menanggapi. Bara justru melengos gusar setelah memperhatikan garis wajah Bila yang bertanya-tanya. Bila hanya fokus pada Nana yang tidak ada henti-hentinya memandang Bara. Dalam hati, Bila memang cemburu. Tapi kali ini dia sadar kalau dia tidak boleh egois seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan Bara juga bukan siapa-siapanya. Jadi apakah dia berhak untuk cemburu? Rasanya tidak.
Bila tersadar saat Nana menatapnya dan secepat mungkin mengalihkan pandangan ke arah lain. Tak ada cara lain, dia akhirnya menunduk melihat makanan yang sama sekali belum disentuh.
Nana tersenyum. Entah apa arti seyumannya. Lantas dia-pun menjulurkan tangan ke arah Bila. "Nana, elo?" Sepertinya Nana ingin berkenalan dengan Bila. Tapi Bila masih bergeming seolah tidak mendengar sapaan Nana dan membiarkan tangan gadis itu mengapung di udara.
Bara bangkit dari duduknya. Lelaki itu menatap tajam Nana setelah itu menarik Bila pergi dari sana.
"Itu, makanannya...." Bila menahan langkahnya lalu menunjuk makanan yang belum dimakan sama sekali.
"Gue bisa beliin lo lebih dari itu," ujar Bara kemudian melanjutkan langkah keduanya. Bila hanya pasrah saja jika memang iya Bara memaksanya. Lagian dia bukan bermaksud meminta ganti makanannya. Hanya saja, Bila merasa berdosa karena telah membuang makanan. Apalagi sama sekali belum dimakan. Bila harap ada yang mau memakannya sampai habis.
•────────────••────────────•
"Bila?! Lo dengerin gue nggak?!" Ranum bertanya dengan nada yang begitu nyaring sampai Bila terpaksa menutup kedua telinganya.
"Udah, ah, berisik!" sentak Bila geram.
Ranum kembali dibuat gemas dengan sikap Bila yang terlalu susah diatur.
Telinga Bila panas. Ranum tidak mau berhenti menyuruhnya menjauh dari Bara. Bila menolaknya. Dia masih mencurigai alasan Ranum yang tiba-tiba memintanya untuk jaga jarak dengan Bara. Ketika ditanya, Ranum hanya menjawab jika ini demi keselamatannya. Jelas Bila penasaran.
"Lo tahu Nana, kan?!" Ranum balik menyentak hingga Bila terlonjak. Bila menoleh ke arah Ranum.
"Ya. Terus?" tanyanya malas.
Ranum menghirup napas panjang melihat Bila yang masih belum paham. "Lo masih inget perkataan gue beberapa hari lalu, kan?" tanyanya dan Bila mengangguk. "Lalu, lo masih mau deketin Bara? Lo nggak peduli sama apa yang bakal terjadi sama nasib lo ke depannya?"
Bila diam dengan pikiran yang bergelut. Bahkan mendengar rentetan pertanyaan dari Ranum membuatnya semakin pening. Jujur dia takut. Tapi rasanya sulit juga jika Bila harus menjauhi Bara. Bukan tanpa alasan, Bila memang egois. Dia sering kali melakukan apa yang berhasil mengundang kelemahannya. Dan Bara sudah memasuki salah satu kategori kelemahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔
Novela Juvenil𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Bila mencintai lelaki yang sampai sekarang belum bisa diterka perasannya. Sikap lelaki itu yang terlampau perhatian padanya, terkadang membuat Bila berh...