18. Bara ingin tahu

2.1K 114 3
                                    

Jika kamu merasa mengecewakan seseorang, maka cobalah untuk membuatnya percaya, bahwa kamu tidak akan melakukan hal yang sama.

®-

•────────────•

"Lo nggak mau pulang?" tanya Bila sambil memperhatikan jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan malam telah begitu larut. "Bentar lagi jam dua belas," lanjutnya.

Jovan yang tengah berada di kamar Bila seraya menonton drama korea itu menggelengkan kepalanya tak acuh. "Nanggung. Gue pengen liat endingnya dulu," jawab Jovan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Bila.

Bila mencebikkan bibirnya. "Yaudah, deh, sono di ruang tipi! Gue mau tidur." Bila mendorong bahu Jovan meski tahu usahanya untuk mengusir lelaki itu adalah percuma. Jovan tak mengindahkan ucapan Bila. Dengan santainya, lelaki itu justru merubah duduknya menjadi meringkuk di kasur hingga kerlingan tajam tersorot dari mata Bila.

"Kok, lo malah enak-enak'an, sih?!" gerutu Bila sengit karena Jovan seenaknya sendiri.

"Emang lagi enakan," sahut Jovan kelewat santai. "Jangan kayak orang susah ngapa! Kalau mau tidur yaudah tidur. Sini! Di samping gue." Jovan menepuk-nepuk sebelahnya yang masih kosong sambil menyengir menggoda.

"Ogah! Yang ada lo malah nyuri-nyuri kesempatan," jawab Bila, bergidik ngeri membayangkan jika sampai Jovan melakukan hal yang tidak-tidak terhadapnya.

"Heh! Sembarangan aja lu ngomong. Lagian gue juga pilih-pilih kali. Emangnya elu? Tepos aja bangga," cerca lelaki itu, melirik Bila dari atas hingga bawah kemudian fokusnya teralih lagi ke televisi yang masih menyala.

"Bodo amat!" jawab Bila, tandas, seraya berjalan keluar. "Gue tidur di kamar sebelah aja. Tapi awas lo kalau sampai berantakin kamar gue!" ancamnya begitu berhenti di ambang pintu kemudian menutupnya sedikit keras sehingga menghasilkan bunyi yang berhasil mengagetkan Jovan.

"Dasar anak tuyul!" hardik Jovan mengelus dada.

•────────────••────────────•

"Van, anterin gue, yuk!" ajak Bila kepada Jovan yang tengah berkutat dengan ponselnya.

"Ke mana?" jawabnya malas.

"Toko buku. Niatnya gue mau ke sana pas lusa kemarin. Tapi nggak ada yang mau anterin." Bila mengerucutkan bibirnya, miris. Memiliki teman tapi terasa tidak memilikinya.

Waktu itu Bila sempat mengajak Bara, tapi lelaki itu menolaknya dan justru menyuruh Bila pergi bersama Aren. Aren awalnya mau, tapi mendadak aja dia disuruh nganter nyokap ke rumah saudaranya. Jadi, Bila meminta Ranum untuk menemaninya. Namun, tetap saja di tengah-tengah pertemuan Ranum punya kendala. Ranum pengen ketemu gebetan barunya. Mentang-mentang udah nggak jomblo jadi yang jomblonya di telantarin.

"Tapi pulangnya makan-makan, ya?" tagih Jovan sebagai bayaran.

Bila menarik napas panjang sebelum akhirnya mengangguk pasrah.

Jovan tergelak senang lalu mengambil tangan Bila untuk digenggam sambil berkata, "Sip dah, kuy!" Lalu naik ke motor kesayangannya.

"Udah belom?" tanya Jovan seraya melirik ke belakang untuk memastikan jika Bila sudah siap atau belum sebelum benar-benar menancap gas.

𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang