Cinta adalah hal yang paling indah bagi seseorang. Namun, terkadang cinta juga menyakitkan. Dan hanya karena cinta, banyak orang merasa kecewa.
®BilaNandara
•────────────•
Bila yang tengah asyik-asyiknya berjalan seraya memasang earphone di telinganya sontak menoleh ketika samar-samar mendengar suara klakson motor yang menyela di bait-bait lirik lagu yang dia dengar. Awalnya Bila tidak peduli, karena yang dia pikir klakson itu tengah menyuruhnya untuk minggir. Tapi anehnya, ketika Bila sudah menepi, klakson itu masih terus berbunyi bahkan lebih terdengar nyaring dan seolah memaksa Bila untuk melihat siapa si pengendara. Dan alangkah bingungnya gadis itu, saat tahu bahwa klakson itu berasal dari motor Bara.
Bila melepaskan earphone-nya sekilas. "Kenapa?" tanyanya dengan kernyitan bingung.
"Makanya kabel-kabel itu-nya dilepas dari tadi!" sungut Bara dengan mengatakan bahwa earphone Bila adalah kabel-kabel. Maklumlah Bara lupa, makanya asal menyebutkan sekenanya.
"Daripada suntuk," jawab Bila.
Memang setiap kali ke sekolah Bila tak berniat untuk membawa kendaraan sendiri. Bukannya apa-apa, hanya saja dia takut untuk membawanya di jalan besar seperti ini. Jadinya dia memilih naik angkot atau bahkan kendaraan yang sering melintas.
"Lo mau ke mana?" tanya Bara, belagu. Jelas Bila ingin pulang masih saja ditanya! Memangnya mau ke mana lagi? Nongkrong? Maaf saja, Bila bukan tipikal orang yang suka
"Pulanglah bege!" sungut Bila.
Bara terkekeh. "Yaudah bareng aja sama gue," ujar Bara dengan sepenuh hati.
"Nggak, ah. Entar malah ditinggal mesra-mesraan lagi," sindir Bila. Jujur hatinya kembali nyesek saat mengingat kejadian itu.
"Enggak, Bila... kali ini gue anter lo sampe rumah. Itung-itung permintaan maaf gue ke elo." Bara membentuk lengkungan berupa senyum yang semakin membuat Bila tak tahan ingin menggaparnya. Sekali-kali nggak bisa ngertiin apa ya kalau jantungnya ini infeksi sama aroma-aroma yang ngebaperin.
Sebisa mungkin Bila membuang jauh pikirannya. Jangan baper, jangan baper! Mulut Bara itu asal keluar, bukan sepenuhnya dari hati.
"Bullshit lo! Tadi aja katanya ke kantin bareng tapi pas ditungguin malah nggak dateng-dateng," kata Bila kesal.
Bara mengerling jahil. "Jadi ceritanya lo nungguin gue, nih?" goda Bara yang seketika membuat semburat merah muncul di wajah Bila.
"Apaan, sih?" gumam Bila membuang wajah malu.
Bara terkekeh kemudian menyondorkan sebuah helm kepadanya. Yang langsung diterima oleh Bila dengan raut wajah bingungnya. "Pokonya lo harus pulang bareng gue, pake helmnya!" pinta Bara.
Seketika Bila membelalak sadar dan sedikit melempar helm itu ke arah Bara sambil berkata, "Nggak mau!"
Bara menerimanya kaget lalu mengerjap berkali-kali. "Yakin lo nolak gue? Angkutan umum udah sepi. Mau nunggu berapa jam lo di sini?" tanyanya sambil melihat gadis di hadapan yang sibuk celingak-celinguk karena apa yang baru saja Bara katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔
Teen Fiction𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Bila mencintai lelaki yang sampai sekarang belum bisa diterka perasannya. Sikap lelaki itu yang terlampau perhatian padanya, terkadang membuat Bila berh...