Rasa sedih yang mendalam itu, saat orang yang kita cintai melupakan kita secara tiba-tiba.
®BaraDanendra
_Selamat membaca_
Pagi yang ditunggu, Bara akhirnya sampai di rumah sakit. Rasa tak sabarnya untuk bertemu mulai menggebu-gebu.
Bara menarik napas sejenak seraya menggenggam erat buah-buahan yang ia bawa untuk gadis itu. Sebelumnya, Bara mengintip Bila dari kaca untuk memastikan apa yang ia lakukan. Dan ternyata gadis itu tengah mengobrol asyik dengan Ranum.
Bara membuka pintunya perlahan, tapi berhasil membuat kedua gadis itu melirik ke arahnya. Ranum menatap Bara dengan pandangan yang sulit diartikan. Sementara Bila, ia hanya menatap Bara dengan tatapan kosong.
Ranum bangkit dari duduk, lalu menyuruh Bara untuk duduk di tempatnya. Ranum saling pandang dengan Bara, ada yang ingin dikatakan tapi rasanya sulit.
"Gimana, udah membaik?" tanya Bara kepada Bila.
Bila mengangguk. "Udah." Setelah itu melirik Ranum seolah meminta penjelasan. "Dia siapa?" gumamnya.
Bara yang baru saja menaruh buah-buahan ke nakas jadi melotot. "Aku Bara."
"Oh, Bara," beo Bila kemudian mengulurkan tangan kanannya. "Aku Bila Nandara. Salam kenal, ya?"
Bara semakin cengo atas perlakuan gadis itu.
Apa ini?
Apa Bila lupa siapa dirinya?
Apa ini yang dimaksud lebih sakit daripada dibenci? Yaitu dilupakan?
Bara menunduk sejenak, kemudian mendongak kembali dengan senyum yang dipaksakan. Lelaki itu menjabat tangan Bila. Kali ini ia akan menjalankan alur baru dari ceritanya.
Seperti memulai dari awal. Di mana mereka belum saling mengenal, dan di sini mereka akan saling mengenal dan membuka cerita.
"Bara Danendra," jawab Bara.
Bila tersenyum lalu menarik tangannya. "Lo temen gue?" tanyanya.
Bara sedikit merasa teriris mendengar sebutan teman dari Bila. Padahal dia adalah pacarnya---ralat, mantan lebih tepatnya karena Bara sudah memutuskan hubungan mereka.
"Bil—"
"Iya, gue temen lo," ujar Bara memotong Ranum yang ingin membuka suara.
"Bar," kode Ranum kepadanya. Bara hanya membalas gadis itu dengan anggukan.
"Lo udah makan?" tanya Bara.
Bila menggeleng lemah. "Males makan. Nggak ada pacar, gue ngerasa nggak enak."
Untuk kedua kalinya hati Bara teriris. Bila tak mengenalnya, tapi ia menyebut kata pacar. Apa itu artinya Bila merasa punya pacar, tapi bukan sosok Bara?
"Pacar lo siapa?" tanya Ranum mewakili. Karena ia tahu Bara hendak bertanya tapi tak sanggup.
Bila tertawa ngakak. "Gue nggak punya pacar. Mantan aja nggak punya."
"Gue pacar lo, Bil! Sekaligus mantan lo!" gumam Bara dalam hati. Meski begitu Bara dapat tersenyum lega karena Bila tak mengada-ngada.
Dengan tekad, lelaki itu meraih tangan Bila yang dibalas tanda tanya oleh gadis itu. Bila tersenyum, tapi Bara tahu jika senyum itu adalah kode jika ia minta dilepaskan. Dan Bara tak menggubrisnya.
Bara mengecup singkat punggung tangan Bila yang semakin membuatnya kaget. Dengan cekatan, Bila langsung menarik tangannya.
"Lo nggak sopan tau nggak! Main cium tangan orang sembarangan. Siapa lo?!" tanya Bila sewot sambil mengusapi punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗶𝗳𝗳𝗶𝗰𝘂𝗹𝘁 ✔
Teen Fiction𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Bila mencintai lelaki yang sampai sekarang belum bisa diterka perasannya. Sikap lelaki itu yang terlampau perhatian padanya, terkadang membuat Bila berh...