Part 5

1K 140 11
                                    

Kini Irene dan Wendy pun terduduk janggung di kamar milik Irene. Terlihat di sekitar kamar milik Irene, menandakan jik ia cukup feminim dengan warna lembut di setiap sisi kamar milik nya.

"Sebagai ucapan terima kasih ku lakukan lah tuan muda" ucap Irene memecah keheningan

"Apa ?" Tanya Wendy yang ragu atas ucapan Irene

Namun tampa menjawab pertanyaan Wendy, Irene pun mendekatkan wajah nya hingga bibir tipis nya menempel sempurna di bibir milik Wendy.

Diam. Tak ada pergerakan dari Wendy Irene mulai menggerakan bibir nya. Namun sadar jika yang di lakukan nya terasa tidak benar, Wendy melepaskan ciuman dari Irene.

"Ma...af, jika saya melakukannya, saya sama saja dengan mereka. Itu tidak benar, karena saya sangat menghormati wanita, itu yang di ajarkan oleh ayah dan ibu saya. Maaf nona" ucap Wendy tertunduk.

Namun bukannya tersinggung atas ucapan Wendy, Irene malah menarik bibir nya ke atas membentuk senyuman yang terlihat sangat menawan dan membuat jantung Wendy berdebar kencang.

"Jika kau pergi sekarang, kau akan terkena hukuman tuan muda" ucap Irene dengan senyum yang tidak luntur.

"Tidak masalah jika itu terasa benar menurutku, harga diri seorang perempuan harus di jaga" ucap Wendy bangkit dari duduknya.

"Tuan muda ambil lah ini. Kau membutuhkan ini bukan ?" Ucap Irene menyerahkan pakaian sutra dengan motif 4 bunga sakura yang menawan.

Wendy pun mengambil pakaian tersebur dan melukis sesuatu sehingga membuat pakaian sutra itu menjadi sangat bagus.

"Aku melukis ini agar pakaian ini tidak terlihat melecehkan, tetapi terlihat menawan." Ucap Wendy setelah selesai melukis di pakaian milik Irene.

"Bolehkah aku menulis sesuatu di sana ?" Ucap Irene dengan hati - hati.

"Tentu ini silahkan" ucap Wendy menyerahkan alat tulis nya.

Seperti bunga dan lukisan ini, seperti itu lah perasaan ku saat ini. BJH

"Sudah tuan muda" ucap Irene menyerahkan pakaian sutra nya kembali.

"Aku pergi dulu ya nona Irene" Ucap Wendy dengan senyum merekah dan sukses membuat jantung Irene berdebar hebat.

"Hati - hati tuan muda, di luar gelap, sampai lah dengan selamat" ucap Irene dengan senyum yang kembali membuat jantung Wendy berdebar makin kencang.

"Baik lah nona cantik" ucap Wendy sambil mengacak pelan rambut Irene dan kemudian pergi menuju asrama sekolah nya meninggalkan Irene dengan senyum dan pipi memerah nya.

My Gisaeng (Wenrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang