[5] Rekaman Suara

2.1K 94 29
                                    

Warning!
Alternate Universe. FemNaru.

Genre : Adventure, Fantasy, Friendship.

Rating : Teens.

Words count : 4,2k

Blurb

Perkemahan Musim Panas adalah kabar buruk, terlebih jika kau tersesat di hutan dan bertemu banyak 'malaikat' kematian beserta dua orang aneh yang berasal dari dunia lain. Naruto benci kehidupan monotonnya. Tapi, ia jauh lebih membenci kejadian di malam itu--malam yang mengubah segala takdir hidupnya.

_____________

Rekaman Suara

a short story

by black-town

_____________

BILA KAU tak punya imajinasi tinggi dan selalu menganggap sinting hal-hal tak masuk akal, maka lebih baik kau pergi saja. Cari bacaan lain dan hiduplah dengan tenang. Aku serius. Soalnya, goresan tinta di atas perkamen tua ini juga terpaksa kutulis dengan terburu-buru. Aku masih terjebak di tempat antah berantah dengan kejaran mereka yang sebentar lagi pasti akan kembali menyiksaku.

Kehidupan dua bulan terakhirku sejak kejadian itu memang gila. Jadi, bagaimana? Kau masih membacanya? Kalau iya berarti bagus. Sekarang kuanggap kau telah siap. Tapi, ada satu hal yang sangat ingin kusampaikan. Hati-hati dengan barang temuan jenis apa pun. Entah uang milyaran rupiah, batu berlian, atau bahkan barang rongsok yang masih bagus yang langsung dapat membuatmu berpikir—hey! Radio butut ini kelihatan antik meski sudah penyok! Sebaiknya kujual saja! Pasti harganya mahal!

Tidak. Pokoknya jangan. Jangan pernah menjualnya.

Jangankan menjual, berpikiran untuk memungut pun jangan. Aku sudah memperingatimu, karena semua kejadian oh-mati-aku-berada-dalam-penyiksaan-abadi milikku ini berawal dari kegiatan memungut radio bekas.

===R.S.===

Begini, jadi namaku adalah Naruto Namikaze. Aku sedang mengikuti Perkemahan Musim Panas yang selalu diwajibkan oleh hampir seluruh orangtua di New York. Rasanya tidak menyenangkan. Aku ingin pulang dan bersantai-santai saja, tapi sialnya aku harus mengikuti kegiatan ini. Kali ini tentang mencari 'jejak' dan aku hanya bisa melangkah lunglai begitu Pelaksana Perkemahan menyerukan teriakan kelewat semangat itu.

Aku mulai memasuki hutan dan aku sangat sadar bahwa saat ini aku sungguh sedang tidak membutuhkan segala macam bentuk ketidakberuntungan, termasuk yang satu ini. Aku sama sekali tidak berencana kabur atau apa. Tapi sialnya aku tetap tersesat karena kelompok anak lain berjalan terlalu cepat sampai aku tak bisa lagi melihat mereka ataupun mengikuti mereka. Tanda 'jejak' yang katanya terdapat di setiap batang pohon juga tidak terlihat satu pun. Aku benar-benar kehilangan arah dan hanya bisa berjalan entah ke mana sampai kusadari matahari sudah mulai terbenam.

Sebentar lagi gelap. Bagus sekali.

Meninggal dunia dengan alasan tersesat di dalam hutan ketika melakukan kegiatan yang sama sekali tak ingin kaulakukan bukanlah cara meninggal dunia yang kuinginkan. Lagi pula aku masih enam belas tahun. Masih banyak hal menyenangkan yang perlu kukerjakan sebelum mati.

Biasanya aku tidak takut dan selalu tenang dalam ekspresi tak acuh ini. Tapi, Ya Tuhan, semua ini sudah kelewatan. Aku sudah mulai menggigil bahkan dengan memakai jaket perkemahan ini. Awalnya aku kepikiran bahwa orang-orang perkemahan akan mulai mencariku karena mereka kehilangan salah satu peserta. Tapi, sepertinya mereka tak menyadarinya. Mungkinkah hal tersebut karena aku bukan orang yang cukup penting sampai harus dicari ketika hilang?

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang