[3] Night Guests

2.6K 187 10
                                    

Warning!
Semi-canon

Genre : Hurt/Comfort, Family, Friendship, Romance

Rating : Teens

Words count : 1,7k

Blurb

Di tengah malam, Sakura mendapatkan tamu yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri, Uzumaki Naruto, yang tampak kesakitan. Ketika rapalan jutsu terlepas dan penyebab sakit sang sahabat diketahui, Sakura tahu bahwa malamnya takkan berlangsung dengan tenang.

_________________________________

a short fic
by black-town

_________________________________

Selama sepuluh tahun lebih menjadi seorang ninja medis, tidak pernah sekalipun Sakura membayangkan ini. Tak pernah sekalipun. Ia tahu bagaimana Naruto selalu mengejutkannya. Tapi, semua ini ....

Menggelengkan kepala, ia mengetukkan jari pada kosen pintu.

"Jangan bercanda, Naruto. Suasana hatiku sedang buruk. Sebaiknya kau kembali ke rumah dan tidur. Sekarang sudah sangat larut. Aku mengantuk."

Naruto menggeleng, keras kepala. Salah satu tangannya mencengkeram perut sementara tangan yang lain berpegangan pada daun pintu.

"Akan kutunjukan di ruang tertutup.Hanya saja--kumohon, Sakura-chan, kali ini aku serius." Ia mengernyit, menahan rasa sakit yang mendera. Pelipisnya tampak basah oleh peluh. Jika diperhatikan lebih jelas, wajahnya juga terlihat lebih pucat dari biasanya. "Rasanya seperti--ah, sial, apakah memang sesakit ini?"

Kecurigaan merayapi diri Sakura.

"Kau ... serius?"

Kerutan di dahinya semakin dalam. "Tentu saja! Sekarang bisakah kau--" suara poof yang familier terdengar,bersamaan dengan tubuh Naruto yang diliputi oleh asap putih. Ia kemudian menggerutu, "Sial. Chakraku sangat tidak stabil."

Sakura melebarkan mata. Ia segera memapah Naruto ke dalam kamar tamu selagi menggumamkan sesuatu tentang jarak rumah sakit yang terlalu jauh dari rumahnya. Begitu membaringkan temannya ini di tempat tidur, Sakura langsung melesat mengambil peralatan kesehatan yang diperlukan, air hangat, dan juga handuk sebelum kembali ke kamar tersebut.

Ia segera mengecek tekanan darah Naruto dan membantunya melepas celana sebelum kemudian mengecek keadaannya.

"Bagaimana bisa kau bertahan dengan semua ini? Kami ...." Ia mengerling pada jam dinding yang menunjukan pukul satu dini hari. "Sudah sampai pembukaan kelima. Sejak kapan kau merasakan kontraksinya?"

Naruto memejamkan mata.

"Kurang ingat." Perutnya tiba-tiba terasa begitu keram, diikuti dengan pinggulnya yang teramat nyeri. Naruto mencengkeram seprai yang berada di bawahnya. "Uh, mungkin petang tadi. Aku mulai merasakannya sekitar tiga jam yang lalu."

Duduk di ujung tempat tidur, Sakura mengamati Naruto. Melihat bagaimana rambut pirang keemasan melekat di pelipis akibat peluh dan bagaimana matanya terpejam menahan sakit. Ia amat tahu rasanya, oleh karena itulah ia kagum pada ketahanan Naruto untuk tidak berteriak ataupun mengerang sakit.

"Bagaimana bisa kau menyembunyikannya dengan Henge?"

"Henge ini ... aku harus bekerja, kau tahu, kepentingan Hokage," ungkap Naruto setelah rasa sakit tersebut sedikit mereda. "Orang-orang akan melihatku aneh jika tahu keadaanku."

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang