Warning!
Semi-canon.Genre : Hurt/Comfort, General
Rating : Teens
Word count : 1k
Blurb
Dalam pertarungannya di Lembah Akhir, Naruto dan Sasuke ditemani oleh beberapa audiens yang memperkirakan hasil pertarungan keduanya. Di saat bersamaan, Sasuke telah membuat keputusannya sendiri.
__________________________________
a drabble
by black-town___________________________________
Ledakan super besar itu terdengar, diikuti oleh cahaya menyilaukan yang menusuk mata. Aliran air sungai dan juga air terjun meluap meninggalkan dasarnya. Patung besar dua sosok legendaris hancur oleh sapuan angin dan air. Suara petir bergema di sepenjuru lembah. Tak lama setelahnya, terdapat dua titik yang jatuh dari udara. Titik pertama dilapisi oleh warna keunguan sedangkan titik yang lain dilapisi warna jingga.
Suara gedebuk yang cukup keras mengiringi kejatuhan mereka. Keduanya terengah, kehabisan tenaga, sebelum kembali bangkit dan meneruskan pertarungan.
Di atas sana tujuh orang pria transparan tengah melayang selagi menyaksikan pertarungan itu. Dua dari mereka sedang bersila di udara dengan mulut sibuk menyesap kopi sementara lima yang lainnya memandang pertarungan tersebut dengan lekat.
"Mereka akan gagal," ungkap sosok yang adalah Madara. Ia membuang cangkir kopinya yang sudah kosong. "Sia-sia saja. Kami, Uchiha, selalu bernasib buruk."
Lelaki berambut hitam ikal yang berdiri di sampingnya berdeham, "Andai saja Anda tidak memulainya..."
"Menurutmu aku tahu anak sialan Rikudō Sennin merasukiku? Kau saja yang beruntung karena tidak mendapatkan reinkarnasi, Bocah," ujar Madara jengkel. "Kau sama-sama tidak beruntung sepertiku karena harus mati bunuh diri."
Hashirama menepuk pundak temannya.
"Penebusan dosamu akan segera dilaksanakan. Santailah sedikit. Tinggikan juga optimismemu. Sasuke dan Naruto mungkin lebih beruntung dari kita."
Di bawah sana, mereka berdua masih beradu hantam. Ikat rambut Naruto dan ikat kepalanya sudah terlepas. Naruto mengeluarkan Rasengan serta hendak menghantamkannya pada Sasuke ketika ia tersandung kakinya sendiri.
Madara tertawa.
"Oh, lihat! Sangat payah! Gadis kecil itu sempat membual padaku bahwa mereka akan bekerja sama untuk membunuhku. Tapi, lihat mereka! Kepayahan semacam itu," ujarnya diikuti dengan dengusan. "Sasuke sudah jatuh terlalu dalam. Dia akan menyusul para pendahulunya."
"Tidak sepenuhnya..." gumam Obito. Ia melipat kedua tangannya sebelum mengerling pada sosok berambut panjang yang dikucir. "Apa yang kau lihat, Itachi?"
Itachi terdiam. Matanya mendarat pada dua lelaki paruh baya yang berdiri melayang di depan sana. Ekspresi keduanya sama-sama kaku dengan sorot mata terpatri pada dua sosok yang sedang bertarung--seolah terdapat ketegangan tak kasat mata di sana.
Itachi terlalu lama memperhatikan hingga ia tidak segera menangkap kerlingan mata Shisui.
"Lihat," bisik sepupunya. "Pasang telingamu baik-baik, 'tachi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Chips
Fanfictionkoleksi fiksi pendek fanfiction femnaru. isi konten bisa berupa one shot, two shot, atau multiple chapter tapi kurang dari sepuluh.