*****
10 menit yang lalu ....
Grisella masih tetap di dalam kelas sembari membaca novelnya dengan tenang. Seperti yang ia sukai, ketenangan. Tetapi tiba-tiba dentuman meja yang keras, sontak membuat Grisella melirik ke arah sumber suara. Seorang Gadis yang berpakaian sangat dibawah standar sekolah itu menendang meja guru yang ada di depan kelas.
Ternyata itu para penggagunya tadi. Tetapi trio penggangu yang tadi, berkurang menjadi dua sejoli. Gadis yang Grisella pikir adalah pemimpin dari kedua gadis itu, tidak nampak batang hidungnya.
Exspresi keduanya juga tidak senang. Adakah mungkin sangkut pautnya dengan pemimpin mereka? Mungkin, tapi itu bukan urusan Grisella. Grisella pun kembali menikmati membaca novelnya sendiri dan menghiraukan mereka yang amarahnya sedang meluap.
"Kurang ajar tuh Jeniffer! Seenaknya aja dia ngusir kita berdua!" Kesal seorang gadis yang menendang meja tadi, yang sekarang posisinya sedang duduk di meja yang ditendangnya.
Grisella yang melihat kelakuan cewek itu hanya terdiam dan berharap seorang guru lewat untuk menjewer telinga cewek itu, biar mampus tuh cewek!
"Iya kak! Mentang-mentang anak kepsek, dia jadi sok banget! Udah dari SMP kelakuannya begitu, tapi hebatnya dia bisa bikin semua orang nunduk ama dia," Timpal seorang gadis lain sembari melipat tangannya.
"Sayangnya gue bukan salah satu 'semua orang' yang lo bilang! Dia nyuruh gue nunduk ke dia Bakal retak ginjalnya gue bikin!" Ancam gadis yang sedang duduk di meja tersebut.
"Emang kak Nova gak takut ama kak Jeni?? " Tanya gadis yang masih melipat tangannya.
"Ya nggak lah! Ngapain gue takut ama tuh orang, sama-sama makan nasi kok," Ucap Gadis yang bernama Nova itu sembari mengibaskan rambutnya . "Kalau dia berani, sini baku hantam sama gue! Tapi satu lawan satu, gak boleh bawak bapaknya segala!"
Grisella yang dari tadi curi dengar percakapan mereka berdua hanya bisa menghela nafas, karena ia kasihan pada Nova, kenapa? Ucapan yang daritadi Nova lontarkan hanya berani dimulut saja, atau bisa disebut bullshit!
"Wih ... Berani juga lo kak!"
"Denger gue ya Dira, lo itu gak usah takut ama cabe murahan kayak Jeni! Kalau lo diapa-apai ama dia, bilang ke gue, biar gue jambak rambutnya sekali!" Ucap Nova kesal.
"Siap kak!" Jawab Dira sembari mengangkat jempolnya. "Kalo lo kak gak suka ama kak Jeni, kenapa kakak tetap terus sama dia?"
Nova pun turun dari meja dan menyuruh Dira untuk mendekatkan telinganya. "Sini biar gue kasih tau ...,"
Mereka pun berbisik, Grisella yang masih membaca novelnya hanya heran. Entah keberadaanya tidak dianggap mereka atau mereka percaya bahwa Grisella tidak akan membocorkan percakapan mereka ke pemimpin mereka, yang tidak salah namanya adalah Jeniffer. Grisella berharap mereka memilih opsi pertama.
"Ih! Yang serius lo kak?! Gara-gara itu lo tetap temenan ama kak Jeni?!" Dira berteriak heboh, tidak percaya akan alasan Nova.
"Iya lho geblek! Volume suara lo kecilin dulu napa, soalnya masih ada kuntilanak yang lagi menghantui kita ...," Ucap Nova sembari menunjuk ke arah Grisella. Grisella yang tidak merasa dibicarakan, hanya membaca novelnya dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless Girl
Jugendliteratur[AYOKK KUY DIBACA^^] Ini bukan cerita mengenai gadis yang kejam bin jahat. Bukan juga mengenai gadis yang super duper kalem. Apalagi tentang bad girl yang jatuh cinta, bukan! Ini ceritanya Grisella Sheba Agustine! Seorang gadis yang tidak pandai men...