17 : Game On!

131 15 0
                                    

ILuvYou:3

*****

"Makasih kak udah nganterin," ucap Grisella sembari memberikan helm itu kepada Axelle. Sekarang sudah jam setengah 7, tetapi rumah Grisella belum ada tanda-tanda ibunya pulang. Syukurlah.

Senyuman tipis terukir di wajah Axelle. "Iya, sama-sama. Kapan-kapan temenin gue lagi ya," ucap Axelle dengan nada datar. Ia tidak mau terdengar seperti ia ingin sekali berduaan dengan Grisella, atau istilahnya PDKT.

"Sekali saja cukup," ucap Grisella dengan datarnya.

Jleb! Axelle langsung tertusuk lahir dan batin.

"Oh eh... Gitu ya. Awas aja kalau lo minta gue temenin ke mall! Gak bakal mau gue," cibir Axelle sembari melipat kedua tangannya di dada karna salah tingkah. 

WTF! APA-APAAN ITU Xel?! Njir... Gue kelihatan kekanakan banget dah!, batin Axelle menyesal. Entah kenapa sikapnya bisa selalu berubah di dekat Grisella, tetapi tidak ke cewek-cewek lain.

"Udah ya, gue mau pulang." Axelle langsung memasangkan kembali helmnya agar pipinya yang sedikit merona itu tidak terlihat. Ia akhirnya melaju pergi dari rumah Grisella.

Lelaki itu makin lama makin aneh aja. Grisella pun melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya. Ia lalu mengetuknya dan 3 ketukan sudah cukup untuk membuat seseorang membukakan pintu.

"William?!" Seru Grisella. Matanya membulat karna melihat sosok di depannya itu.

"Long time no see, huh?" Cowok blasteran indo-Amerika itu langsung memeluk Grisella.

"Aku gak mimpi kan? Ini betulan kamu kak?" Tanya Grisella dengan nada lirih. Ia makin erat memeluk cowok itu. Sahabat lama yang sangat ia rindukan.

"Kamu gak mimpi. Aku emang peluk kamu lho."

Tiba-tiba seseorang yang sepertinya risih, berdeham dibalik punggung William.

William akhirnya melepaskan pelukannya dari sosok gadis yang sangat ia rindukan itu, yang sebenarnya masih ingin ia peluk.

"Kamu baru darimana?" Tanya Gina, ibu Grisella si perusak suasana dengan nada sinis. Suasana pun menjadi canggung. "Baru dari kerja kelompok ma," bohong Grisella. Pasti kalau ia jujur, ia pasti akan di hukum.

"Awas saja kalau merusak reputasi perusahaan." Dengan itu, Gina langsung berbalik dan berjalan meninggalkan mereka berdua. "Asal tau saja Will, dia tidak begitu kalau kamu gak ada." William lalu terkekeh pelan.

"Jadi, kapan kamu pulang Will?" Mereka berdua sekarang sedang berbaring di kasur empuk Grisella sembari menatap langit kamar.

"Tadi siang, " ucapnya singkat. Keduanya lalu terdiam.

"Maaf kamu harus nungguin aku pulang lama. Kamu juga gak nelpon," ucap Grisella sembari memberikan tatapan rasa bersalah ke William. William lalu tersenyum tipis, "hehe... Tadinya aku mau bikin suprise."

Dosa nggak aku pengen balik ke pelukan kamu Sel?, batin William.

"Gue rindu sama kamu kak." William lalu mebalas tatapan Grisella dengan senyuman hangatnya, "gue juga. Tapi untung kamu itu worth to wait." 

Heartless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang