HappyReading😙
*****
"Jadi, kalian kok bisa bonyok-bonyok begini? Apa masalahnya?" Tanya pak Herno, si guru ruang BK. Kedua orang yang ditanya tidak menjawab, keduanya malah saling memandang berlawanan.
"Hoy! Jangan kacangangin saya! Sudah cukup istri bapak yang ngambek, kalian gak usah ikut-ikutan!"
"Ini salah dia pak!" Ucap keduanya serampak sembari menunjuk satu sama lain. "Saya tidak salah pak. Saya cuman ngomong sama nih orang, terus tiba-tiba saya di tonjok," ucap Desmon sembari menunjukkan matanya yang bewarna ungu.
Bacot, anying, batin Axelle kesal.
"Kalau begitu kita bisa menyimpulkan siapa yang salah, Axelle-" tiba-tiba Axelle memotong, "bapak gak mau dengar kesaksian saya juga? Saya juga kena tonjok lho pak!" Ucap Axelle sembari menunjukkan bekas tonjokan Desmon di matanya juga.
"Saya rasa tidak perlu, kamu duluan yang memukul anak orang yang tidak bersalah, makanya si Desmon membela diri kan?" Desmon mengangguk. "Tapi pak-"
"Gak ada tapi-tapian. Saya cukup kecewa sama kamu Axelle, kamu pintar tapi ternyata kelakuannya begini," ucap pak Herno sembari menggelengkan kepalanya.
"Btw sepatu kamu dimana?" Tanya pak Herno. "Hilang pak, hehe...," jawab Axelle sembari terkekeh canggung.
"Emang kamu mau mulung apa? Ah sudah... Oh ya, satu lagi, untuk kamu-" ucap pak Herno kepada Gilang yang berada di sebelah Axelle. "Saya gak ada ikut-ikutan pak, suer!" Ucap Gilang sembari menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Saya gak nuduh kamu. Saya cuman minta temenin Axelle ini untuk membersihkan WC laki-laki." Axelle membulatkan matanya, "apapun selain itu lah pak! Saya gak tahan banget baunya itu lho pak!"
"Makanya saya suruh kamu bersihkan, biar baunya hilang. Udah, itu aja hukuman kamu. Sementara Desmon, kamu silahkan balik ke kelas." Desmon lalu tersenyum miring, "siap pak."
"Brengsek! Gue di jebak anjir," kesal Axelle saat mereka sudah di luar ruang BK. "Kok pak Herno kayak pilih kasih gitu ya?" Tanya Gilang sembari mengernyitkan dahinya.
"Gue itu gak bisa di sentuh," ucap Desmon dari belakang mereka. "Mau seberapa keras pun usaha lo untuk nyingkirkan gue, itu semua akan sia-sia," ucap Desmon sembari tersenyum miring.
"Bacot, anying! Awas aja lo diluar sekolah." Axelle mengepalkan tangannya yang sudah kesal. Desmon lalu terkekeh, membuat amarah Axelle makin meluap. "Lucu. Lo yang sebelumnya cuek ama cewek, jadi begini gara-gara Grisella."
"Ini gak salah dia, lo yang ngajak ribut nyet!"
"Oh gitu ya? Ya udah, sebaiknya lo jagain lah tuh cewek sebelum ada yang nakal nyentuh cewek lo itu." Desmon lalu berjalan pergi.
"Jijik banget anjir ama gayanya, pengen ngajak gelud," ucap Gilang. "Btw Grisella siapa? Lo kok gak bilang punya pacar.
"Dia bukan pacar gue... Grisella itu cuman teman." Gilang malah memberikan Axelle tatapan 'Yakin??'
"Gak percaya lo. Lo tau lah gue gak suka sama orang lain lagi setelah kejadian itu."
"Yaelah, itu kan 3 tahun lalu. Masa lo belum bisa move on?." Axelle memutar bola matanya.
"Bro, ingat kata neng Inul. Masa lalu biarlah masa lalu, jangan kau ungkit jangan ingatkan aku~~"
Plak!
Axelle memukul pas belakang kepala Gilang. "Jan nyanyi goblok! Gue yang malu." Ucap Axelle kesal dengan tingkah konyol sahabatnya itu.
Dan saat satu sahabat gilanya bisa membuatnya malu, maka datang lagi sahabatnya yang sama gilanya. "AXELLE BEBEB CUU!!"
"Yah... Datang nih setan gaynya," ejek Gilang tak tau diri. "Yee... Setan gay pala lu peang! Lu pada tau gak seberapa kuatirnya gue ama lo pada?!" Dan seperti emak saat tau anaknya dapat nilai jelek pas ujian, seperti itulah Reymond yang tak habisnya mengoceh tak jelas.
"Udah ah! Denger kalian ngoceh malah bikin kepala gue makin pusing. Gue luan ke WC yee," ucap Axelle sembari melambaikan tangannya dan berjalan menjauh.
"Kuy kita susul tuh kunyuk." Tiba-tiba pundak Reymond di pegang membuat ia menghentikan hentakan kakinya. "Tunggu bro, ada yang mau gue omongin."
"Eh njir jan bikin gue takut lah, ada apa?"
"Lu tau Grisella?" Reymond mengerutkan dahinya hendak coba berpikir dimana ia familiar dengan nama itu.
"Grisella... Grisella. Oh Grisella! Tau! Emang napa? Naksir?" Tanya Reymond sembari menaik-turunkan alisnya.
"Gak lah goblok! Emang Grisella itu siapa sih?"
"Grisella itu... Adek kelas kita yang kayak hantu. Matanya kayak gak bernyawa cuk, hitam pekat! Cewek yang dijuluki the next kuntilanak itu lumayan terkenal karena rumornya dia pacaran ama bestfriend kita, Axelle. Yang gue percayai gak mungkin, hehe... Iya kan??"
"Kayaknya sih tuh rumor benar...." Reymond membulatkan matanya, "maksud lo? Dia kan gak pernah suka cewek lain sejak waktu itu."
"Axelle bohong. Lo tau perkara Axelle ama Desmon itu? Kayaknya sumber masalahnya cewek itu. Axelle belum terbuka kali ama kita."
"Jadi? Kita harus ngapain?" Tanya Reymond.
"Kalau kita tanya orangnya langsung pasti dia gak bakalan jujur, jadi kita harus tanya sumbernya. Kalau gak kita cari tau, Axelle bakalan terus bermasalah. Jadi nanti-"
Reymond memotong, "bro, diam!"
"Eh kenapa-kenapa? Ada yang nguping?" Reymond malah memberikan tatapan serius.
"Bukan!"
Gilang mengerutkan dahinya bingung, "jadi?"
"Gue sesak kencing njir!! Udah gue tahan dari tadi makanya gue izin keluar mau ke WC! Aduh... Udah netes-netes nih!"
"Yaudah goblok! Pergi sono!" Dengan begitu, Reymond langsung lari terbirit-birit. Gilang pun menghela nafasnya, kenapalah temen gue pada gila semua?, batinnya bingung.
*****
Pas banget akhir Minggu😆
Btw Minggu depan author izin Hiatus karena mau ujian semester😭
Jadi maap yaa:'v
Terakhir, VOMMENTNYA ZHEYENG❤️
SEE U NEXT CHAPTER!
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless Girl
Teen Fiction[AYOKK KUY DIBACA^^] Ini bukan cerita mengenai gadis yang kejam bin jahat. Bukan juga mengenai gadis yang super duper kalem. Apalagi tentang bad girl yang jatuh cinta, bukan! Ini ceritanya Grisella Sheba Agustine! Seorang gadis yang tidak pandai men...