4 : Pacar Grisella?!

237 49 9
                                    


*****

Disinilah Grisella sekarang, ruangan UKS yang dicat putih bersih dengan alat-alat medis mengelilinginya. Luka di lututnya juga sudah ditutupi oleh perawat dengan plaster.

Perawat yang merawatnya heran dengan Grisella, ia kira Grisella terluka parah hingga seorang siswa harus menggendongnya sampai ke UKS.

Jangankan perawat itu, Grisella saja heran mengapa cowok itu repot-repot untuk mengantarnya ke UKS, bahkan sampai menggendongnya ala bridal style. Padahal lukanya juga tidak terlalu parah. Yah ... walau memang membuat kepala Grisella pusing sih. Tapi kan, cowok itu tidak tau penyakit anehnya. Jadi mengapa dia repot-repot menolongnya? Bahkan sampai meninggalkan Jeniffer sendirian di koridor.

Grisella mengernyitkan dahinya sembari memiringkan kepalanya bingung, memikirkan seribu alasan mengapa cowok tersebut mau menolongnya.

Ngomong-ngomong soal cowok itu, ia sekarang duduk di kursi yang berada di dekat tempat tidur. Dimana Grisella sedang duduk di tepi tempat tidur tersebut sembari menatap cowok aneh yang sedang asyik memainkan ponselnya itu.

Jika dilihat dari atas ke bawah, cowok ini sepertinya siswa teladan. Seragamnya rapi, rambutnya agak cokelat dan disisir kebelakang, bisa terbilang tampan. Tapi wajahnya yang datar dan dingin membuat Grisella seperti bercermin dengan wajahnya sendiri.

Cowok itu juga belum beranjak dari UKS, padahal bel masuk sudah berbunyi 20 menit yang lalu. Perawat juga sudah menyuruhnya untuk kembali ke kelasnya, tetapi ia tidak mau. Ia bersikeras tetap disini dengan alasan perutnya sakit. Perawat itu pun mengizinkannya untuk beristirahat disini dan menyuruhnya untuk meminum segelas air putih.

Jika Grisella menjadi cowok itu, pasti dari awal ia tidak akan menolong seseorang seperti Grisella. Masa gara-gara orang tersebut, ia jadi tidak masuk kelas. Tentu saja ia tak mau menolong orang itu! Tapi kenapa yang ini mau menolongnya??

Padahal Grisella pengen sekali masuk kelas. Tetapi ia tidak diizinkan kembali ke kelasnya. Karena perawat itu tau kepala Grisella pusing dan jalannya juga terhuyung-huyung, makanya perawat itu menyuruh Grisella untuk beristirahat dulu.

Membuat Grisella hanya bisa pasrah karena itu memang benar. Pelajaran selanjutnya adalah biologi, berarti Grisella akan pindah ke kelas X-IPA 1. Jurusan IPA adalah favoritnya. Grisella tidak rela bolos di pelajaran yang ia sukai. Plus, roknya juga masih lembab karna belum sempat diganti. Tidak mungkin ia masuk kelas dengan rok seperti itu, pasti ia dikira siswi yang enggak-nggak.

"Kenapa harus biologi sih dari semua pelajaran? Kenapa pas pelajaran favoritku, aku harus skip kelas??" Gumam Grisella pelan sembari menunduk menghadap lantai.

Lalu tiba-tiba seseorang mengetuk pintu UKS.

"Bukk Mirna!! Ibu dipanggil ke kantor kepsek ama pak Husin!" Teriak seorang cowok berambut hitam acak-acakan, dengan seragam yang dikeluarkan dan kancing atas yang terbuka menampakkan kaos hitam yang dipakainya.

"Oh kamu toh Desmon, yaudah saya bakalan pergi dulu," Jawab si perawat bernama Mirna itu, "Kamu tetap istirahat sampai gak pusing lagi. setelah itu baru kamu boleh pergi," Ucap Mirna sembari menunjuk Grisella. Grisella hanya mengganguk pelan dengan pasrah.

"Bukk! Saya boleh tetap disini gak? Kepala saya sakit banget soalnya buk," Ucap Cowok bernama Desmon itu sembari pura-pura mengelus puncak kepalanya.

"Sakit lagi?! Kamu ya Desmon! Banyak alasan aja biar gak masuk kelas kan?!" Tanya Mirna marah kepada Desmon yang tertawa canggung.

"Seriusan buk kepala saya sakit banget buk, jadi boleh lah yah bu??"

Mirna pun menghela nafasnya. "Yaudah kamu boleh tetap disini sampai jam ketiga berakhir."

Heartless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang