13 : Kesepakatan

132 21 0
                                    

"Lho? Perasaan tadi aku taruh disini deh...," ucap Grisella kebingungan. Ternyata sepatu sekolahnya tidak terlihat dimana pun! Ia sudah memeriksa lokernya dan bahkan seluruh ruang ganti perempuan.

Masa sih ada yang iseng?, Grisella membaca lagi secarik kertas yang ia dapat di lokernya, isinya 'Mampus Lo, sialan!'

Jelas sekali pelakunya merencanakan ini. Ia pasti sudah mencari tahu tentang Grisella lebih dalam, bahkan sepertinya ia tau Grisella sedang ada jam pelajaran olahraga, dan mengambil kesempatan itu untuk mencuri sepatu Grisella.

Tapi siapa??

Grisella memikirkan segala kemungkinan tersangka yang mungkin adalah pencuri sepatunya. Desmon, Jeniffer, Nova... Terus kakak kelas yang rambut pendek itu, anak kelas sebelas, terus..., Grisella menatap langit ruang ganti, berusaha mengingat orang-orang yang kemungkinan jadi pelakunya.

Terlalu banyak yang membencinya! Bahkan satu sekolah bisa jadi tersangka pencuri sepatu. Grisella menghela nafasnya, sebegitu malangkah nasibnya? Sampai SATU sekolah membenci dirinya.

Ia tau hal itu, karena setiap orang yang ia lewati, pasti memberikan tatapan jijik dan bisik-bisik saat ia lewat, seperti ia semacam hantu.

Ia ingin menangis karena cobaan yang selalu diberikan sangat berat, tapi ia tidak bisa. Persediaan air matanya sepertinya sudah habis di pemakaman mendiang ayahnya.

Grisella lalu menggelengkan kepalanya, ia berusaha memikirkan hal-hal lebih positif. Ia lalu menghela napasnys, "gimana bisa aku ke kelas kayak gini?" Ia melihat kedua kakinya yang sekarang hanya berlapis kaus kaki.

Tidak mungkin ia melewatkan jam pelajaran karena ia tidak memakai sepatu. Dengan tekad yang sudah bulat, ia lalu beranjak pergi dari ruang ganti menuju kelasnya.

Dan seperti yang diduga, setiap orang yang ia lewati akan memberikan tatapan jijik dan saling berbisik satu sama lain.

Satu lagi gosip hangat akan tersebar. Besok pasti Grisella akan mendengar gosip tentang dirinya yang bodoh, tidak memakai sepatu ke sekolah. Padahal kenyataannya ia pakai, cuman dicuri. Tapi apakah ada yang ingin mendengarnya? Tidak ada tentu saja.

Grisella yang sudah menjadi korban bully selama bertahun-tahun sudah terbiasa dengan rumor-rumor buruk tentang dirinya, jadi dia tidak terlalu peduli lagi dengan itu. Makanya ia dengan santainya pergi ke kelas hanya dengan beralas kaus kaki.

Bugh!

Wajah Grisella merasakan dada seseorang menabraknya. Siapa?, Ia menengadahkan kepalanya ke atas dan lalu membulatkan matanya. Gawat! Ternyata ia menabrak dada Desmon.

"Hai cantik! Dah lama gak jumpa, kemana aja sayang?" Grisella berusaha menghiraukannya dan berjalan melewatinya, tetapi dua orang teman Desmon menghalanginya, "to-tolong tinggalkan saya sendiri...," lirihnya pelan.

"Pacar baru lagi? Hoki amat dah lo!"

"Namanya gue. Jadi, yang kali ini gimana? Mantep gak?" Desmon lalu memegang dagu Grisella dan memperlihatkan wajahnya kepada kedua temannya.

"Mantep njir! Coba dia senyum, pasti lebih manis," goda temannya satu lagi.

"Lo gak tau kan? Dia memberikan gue lebih dari senyuman lho, hehe...." Desmon tersenyum mesum ke Grisella.

Dengan cepat, ia berhasil menemukan celah untuk kabur. Ia terus berlari karna suara Desmon yang memanggilnya masih terdengar.

Bugh!

Tiba-tiba Grisella menabrak orang, lagi. Tabrakan itu hampir membuat Grisella mendarat dengan pantatnya, tetapi untungnya sikunya ditahan oleh orang yang didepannya itu.

Heartless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang