9 : First Love

153 29 0
                                    


Muup Lama :(

*****

"Tenangkan dirimu Grisella ... Tidak mungkin dia berani menyebarkan foto itu." Grisella menarik nafasnya dan membuangnya berulang-ulang, ia mencoba menghilangkan kejadian tadi dari benaknya.

Ia berjalan bolak-balik di taman belakang sekolahnya, disana cukup sepi dan menyejukkan, sangat pas untuk tempat berpikir.

"Bagaimana kau bisa sebodoh ini? Aku belum siap jadi pengemis." Grisella benar-benar pusing. Kepalanya sakit karena memikirkan tiga hal. Pertama , kesucian bibir yang disimpannya selama 16 tahun diambil! Kedua, Desmon si cowok brengsek tadi mengambil foto mereka sedang berciuman! Ketiga, ada orang yang melihat kejadian tadi!

"Pasti besok aku bakal dikeluarkan dari sekolah! Terus diusir dari rumah! Dan terus mati kelaparan. Bodoh!" Grisella memukul kepalanya. Kenapa banyak sekali cobaannya?!

Tiba-tiba tangannya ditahan seseorang dari belakang. "Lo gila atau gimana?"

Grisella langsung membalikkan badannya, ternyata cowok yang didepannya adalah orang yang melihat kejadian di perpustakaan tadi, Axelle. Kedua tubuh mereka juga sangat dekat.

Grisella pun refleks menjauh darinya. "Maaf." Ucap Grisella sembari menundukkan kepalanya, menatap kearah tanah.

"Bodoh." Grisella langsung menatap Axelle bingung. Jika ia tak salah dengar, Axelle barusan mengatakannya bodoh?

"Apa?" Axelle memutar bola matanya malas. Gadis yang didepannya ini sangat lugu. "Lo bodoh."

Sekali lagi Axelle menghinanya dengan kata bodoh. "Kemarin gue udah bilang jangan deketin tuh orang. Kalau lo punya otak, pasti lo udah pergi jauh-jauh." Grisella mengernyitkan dahinya. Apa-apaan ia mengatakannya bodoh, lagipula bukan keinginannya untuk dekat dengan Desmon.

Grisella hanya diam, ia tak tau mau berkata apa, karna apa yang dikatakan Axelle ada benarnya juga. Padahal ia sudah tau kelakuan Desmon, tapi ia tetap tidak menjerit atau bahkan kabur darinya. Ia hanya diam membiarkan kesuciannya diambil, seperti orang, bodoh.

Kringg ...!

Bel masuk kelas sudah berbunyi. Sementara Grisella masih tetap diam, Axelle yang melihat itu hanya menghela nafasnya kasar.

Pantes aja nih cewek dijadiin korbannya si bangke, goblok nya sampek ke tulang, batin Axelle dalam hati.

Saat Axelle ingin beranjak pergi meninggalkan Grisella, tiba-tiba lengannya ditahan Grisella. "Tolong rahasiaiin yang tadi ya kak." Ucapnya pelan tetapi tetap melihat kebawah. "Gue bukan pengadu." Grisella pun melepaskan lengan Axelle. Setelah itu Axelle pergi meninggalkannya sendiri.

Yah ... Setidaknya Axelle tidak mengadukan kejadian tadi. Grisella merasa bebannya terangkat sedikit dan ia juga merasa agak lebih tenang. Entah kenapa orang itu selalu bisa menenangkannya.

Yasudahlah, sebaiknya sekarang aku balik ke kelas. Grisella berjalan juga pergi meninggalkan taman menuju kelasnya.

*****

"Tadi lo kenapa? Main lari aja ninggalin gue!" Bisik Gilang kesal pada Axelle yang duduk disebelahnya, Axelle malah termenung melihat keluar jendela. "Terus tadi ada cewek yang lari juga, itu siapa?"

Axelle tetap mengabaikannya. Jujur saja, ia bahkan tidak terlalu mengenal gadis itu. Tetapi entah bagaimana, ia pasti selalu terlibat dalam masalahnya. Cukup menyebalkan, tapi karena Axelle juga masih ada hati, ia jadi kasihan melihat gadis itu selalu menderita.

Heartless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang