Happy Reading:)
*****
Setelah sampai, Gavin langsung melajukan mobilnya ke kampus barunya dan meninggalkan Grisella di depan gerbang sekolah yang masih terbuka. Grisella pun melangkahkan kakinya, tulisan 'SMA Mekar Bangsa' tertera di atas papan besi saat memasuki gerbang sekolah.
Karena ia tidak mengikuti MOS --Masa orientasi siswa-- Lingkungan sekolahnya nampak asing. Ia tidak kenal siapa pun, tapi hal itu bukan lah masalah yang besar. Karena Grisella pikir, teman itu hanya seorang musuh dibalik selimut yang menunggu untuk menusuk temannya dari belakang.
Ia pun melangkah memasuki koridor sekolahnya yang cukup luas, semua murid berhamburan di koridor, ada yang saling bercanda bersama gengnya, ada yang bermain gitar sambil bernyanyi Dan ada juga aksi kejar-kejaran antara seorang siswa dan siswi sambil berteriak-teriak.
Dasar bocah, Batinnya.
Tetapi yang dari tadi Grisella perhatikan adalah bahwa semua orang menatapnya dengan tatapan aneh. Sepertinya mereka menatap mata Grisella yang seperti 'tidak bernyawa'. Tetapi Grisella tetap meneruskan langkahnya tanpa melihat kanan-kiri.
Grisella mah bodo amat ama mereka, ia pergi sekolah bukan untuk menyenangkan mereka kok, tujuannya hanya untuk belajar. Itu lah mengapa Grisella memiliki otak yang encer, soalnya dia tidak ada waktu untuk bergaul, waktu belajar adalah prioritasnya.
Tetapi mau tidak mau Grisella harus mendengar gosipan orang-orang yang cukup jelas.
"Ihh matanya kek gak bernyawa gitu ya?"
"Cantik...Tapi sayang kek psikopat awokawokawok."
"Anjirrr...Gue merasakan nyawa gue terhisap gara-gara matanya."
"Coba lo check, manatau cewek itu mayat hidup, matanya mencurigakan cukk."
Dasar orang-orang lebay," Batin Grisella dalam hati.
*****
Setelah berkelilingi koridor, Grisella pun akhirnya sampai ke kelasnya yaitu kelas X-IPA 1. Ia pun melangkahkan kakinya ke dalam kelasnya, seketika kelas yang ribut menjadi tenang kayak di kuburan.
Sekelas menatap Grisella yang menundukkan kepalanya tetapi tetap menampakkan kedua matanya yang kosong.
Grisella pun menempati kursi paling depan yang belum ditempati seorang pun. Dan yahh.... Gosip-gosip pun terdengar oleh Grisella dari belakang.
Bodo amat mau dikatain apa, aku gak peduli, Batin Grisella dalam hatinya.
Ia bahkan tidak marah kepada mereka, tidak juga merasa sedih.
Tipikal Grisella dari dulu, selalu di omongin dari belakang tetapi ia tetap menghiraukan mereka. Tidak perlu kasihan padanya. Ia sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang membencinya.
Ia selalu berpikir mungkin bukan dia yang 'tidak berperasaan', melainkan mereka yang 'tidak berperasaan', karena dengan seenak jidatnya saja membicarakan orang dari belakang tanpa memikirkan perasaannya.
Bel masuk pun berbunyi dan akhirnya aktivitas yang paling disukai Grisella pun dimulai, yaitu Belajar.
*****
Akhirnya setelah satu setengah jam belajar di kelas, bunyi bel istirahat pun berbunyi.
Setelah guru keluar kelas, murid-murid pun berhamburan dan langsung menuju ke kantin, sementara Grisella tetap di kelas sembari mengeluarkan novel bergenre misteri dari tasnya dan membacanya.
Tetapi aktivitasnya tersebut dihentikan oleh seorang gadis berambut cokelat panjang yang datang entah dari mana. Gadis yang ada didepannya tersebut menekan novel yang sedang dibaca Grisella, yang membuat Grisella menatap gadis tersebut dengan muka datar dan tatapan kosong.
"Oh ini ya dek yang jadi sorotan tadi pagi??" kata gadis tersebut ke salah satu temannya.
"Iya kak...ini ceweknya yang jadi pusat perhatian!"
Grisella memperhatikan bahwa salah satu teman gadis tersebut merupakan teman sekelasnya.
Berarti yang ini kakak kelas..., Grisella menatap gadis di depannya dengan sinis.
"Ya Tuhan tu mata kok kosong banget? Kayak orang mati aja lu, atau emang iya? hahaha..." Ledek gadis tersebut kepadanya yang diikuti oleh kedua orang temannya yang berada di belakang gadis itu sembari tertawa.
Daripada mata kamu, warna mata aja kayak air toilet, Batin Grisella dalam hati.
"Eh mayat idup! Jawab lah goblok!! Udah mata gak ada, jangan-jangan mulut lu gak punya juga? Hahaha!!!" Tawa Gadis itu yang diikuti oleh kedua temannya.
"Gue kirain lo jadi bahan pembicaraan gara-gara lo cantik,kecentilan atau apalah! Tapi wajah aja kayak hantu, pantesan di gosipin orang lo hahaha."
Sekitar lima menitan mereka mengolok-olok Grisella dengan panggilan-panggilan yang aneh sembari tertawa lepas.
"Eh Jen...capek gue ketawa terus, mending kita ke kantin daripada ngurusin mayat, gue gak pengen jadi pengurus jenazah hahaha!" Kali ini seorang teman gadis tersebut melempar ledekan kepadanya.
"yukk capcus ke kantin sekalian tebar pesona ama doi aku Axelle!!" Mereka pergi sembari mengibaskan rambut mereka ke belakang dan pergi menjauh dari Grisella.
Grisella hanya menghela nafas dan melanjutkan membaca novelnya tadi.
*****
Cup cup cup, sabar ya sella. kacian woy si Grisella dibully:(
Bagaimana? kalian sukakah? Kalau iya, jangan lupa vote dan koment! oh ya feedbacknya juga bisa kok:)
Sorry ya Chapter kali ini juga kependekkan, mikir alurnya susah banget tau:(
Ok See U Next Time!
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless Girl
Novela Juvenil[AYOKK KUY DIBACA^^] Ini bukan cerita mengenai gadis yang kejam bin jahat. Bukan juga mengenai gadis yang super duper kalem. Apalagi tentang bad girl yang jatuh cinta, bukan! Ini ceritanya Grisella Sheba Agustine! Seorang gadis yang tidak pandai men...