19 : Time To Move

114 13 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Srak srak

"Siapa disana?" Tanya cowok itu seraya langsung mematikan rokoknya dan siaga akan siapa yang bergerak di antara semak-semak itu.

Lalu tiba-tiba seorang gadis datang dari balik semak-semak sembari membersihkan roknya yang dihinggapi daun. "Ck... Lo rupanya," ucap Desmon sembari memutar matanya malas.

Mendengar hal itu, gadis itu langsung berkacak pinggang, "hey jadi gimana? Ini udah lama banget, tau gak?! Gue udah gak tahan lagi ama cewek sampah itu! Gue jijik banget! Gue benci dia yang sok kecentilan sama calon suami gue! Sekarang malah dekat sama cowok bule-"

Desmon lalu menyela perempuan yang sudah terkena lovestruck -- Orang yang sudah gila karena cinta-- Ya seperti perempuan psycho yang di depannya ini.

Ia sedikit ragu untuk menerima tawaran cewek stress ini. Tetapi karna tawarannya sangat mengiurkan, tentu saja tidak bisa ditolak. Apalagi kalau melibatkan uang cash yang berlimpah.

"Pelankan suara lo, bodoh! Lo mau kita mati?" Desmon lalu menyandarkan punggungnya ke dinding belakang gedung sekolah.

Disana memang hanya mereka berdua yang terlihat. Jadi tempat itu cocok untuk membicarakan tahap-tahap dalam rencana mereka nanti.

Gadis itu langsung membungkam mulutnya was-was, bisa gawat kalau ketauan sama orang lain. "Gue udah kasih kan uang muka-nya? Sekarang mana hasilnya?! Lo bahkan belum bergerak sedikit pun!"

Desmon lalu menghela nafasnya dan lalu kembali menyalakan rokok baru yang ada di kantongnya, ia lalu mengapitnya dengan jarinya dan lalu mulai menghisapnya.

Ia lalu menghembuskan gumpalan asap putih dari mulutnya dan lalu menatap gadis itu tajam, "bisa sabar gak?"

Sementara yang ditatap hanya bisa menelan salivanya, takut Desmon terbawa emosi dan malah membatalkan perjanjian mereka. "Gue udah cukup sabar. Tapi kapan kesabaran gue setimpal?!"

"Lo tenang aja napa? Setelah lomba sialan ini, lo bakal dapat hadiahnya, oke?! Gue juga lama gara-gara gebetan brengsek lo itu juganya!"

"Br-brengsek lo bilang?! Lo gak tau apa-apa tentang Axelle, gak ada yang tau kecuali gue! Setelah perjanjian ini selesai, gue udah gak mau berbisnis lagi ama lo!" Gadis itu lalu berbalik dan berjalan sembari menghentakkan kakinya ke tanah.

"Cih... Padahal sendirinya memohon ke gue buat bantuin dia. Hah... Gak tau terima kasih emang. Gue juga udah harus manggil si om kayaknya." Desmon lalu menghisap rokoknya dan kembali menikmati udara segar sendiri di belakang gedung sekolah.

Heartless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang