part 31

5.4K 555 72
                                    

Nayeon dan Jimin tiba di Rumah Sakit. Wajah Nayeon dipenuhi rasa khawatir. Dia benar-benar takut terjadi apa-apa dengan adik dan adik iparnya itu.

"Sana? Dahyun?" tegurnya ketika melihat pasangan itu di depan ruang operasi.

"u...unnie?" Sana menangis melihat Nayeon. Dengan segera memeluk gadis yang lebih tua darinya itu. Air matanya tumpah membuat Nayeon juga ikutan menumpahkan air matanya.

"a..apa buruk?" tanya Nayeon disela-sela isakannya.

Sana menggeleng tidak tahu.

"sayang. Kemarilah" Dahyun menarik Sana yang terus menangis memeluk Nayeon.

"bagaimana keadaan mereka?" tanya Jimin pada Dahyun setelah membawa Nayeon kedalam pelukannya.

"belum ada kabar dari dokter. Mereka masih di operasi" jawab Dahyun sembari mengelus kepala Sana.

Nayeon semakin erat memeluk Jimin.

"tenang saja sayang. Mereka pasti baik-baik saj–"

"kalian keluarga korban?" suara bazz seorang pria menghentikan ucapan Jimin. Atensi pindah pada 2 pria yang mengenakan pakaian serba hijau.

"dokter?" Nayeon mendekati kedua dokter itu sembari menghapus jejak air mata "Bagaimana keadaan kedua adik saya?" sambungnya

Salah satu Dokter menghela napasnya pelan
"kedua pasien bisa diselamatkan"
Senyum Nayeon mengembang

"tapi..." dokter yang satunya berbicara

"tapi apa dok?"

"keadaan salah satu pasien belum stabil" jawabnya
"maaf untuk mengatakan ini, pasien bisa meninggal kapan saja. Kita hanya bisa mengharapkan mujizat" sambungnya lalu berlalu pergi di ikuti dokter yang satunya setelah memberi hormat.

Tangis Nayeon dan Sana kian membesar meskipun mereka belum tau siapa diantara Mina dan Chaeyoung yang berada di dalam ambang kematian.
.
.
.
Nayeon termenung di salah satu kamar VIP di rumah sakit itu. Kedua adiknya masih terbaring di atas ranjang dan belum juga membuka mata.

Kesedihan semakin mendalam ketika dia dan keluarganya tahu, jika Chaeyounglah yang sedang berada di ambang kematian.

"sayang, makan dulu" ujar Jimin yang sedari tadi menemaninya.

"aku tidak napsu makan"

Jimin menghela napas
"kau belum makan dari semalam sayang"

Nayeon menatap Jimin
"aku tidak mau"

Hah~ merepotkan saja  - gumam Jimin

Mata pria itu kini menatap ke arah Chaeyoung. Seuntas senyum tercipta.

Seharusnya memang seperti ini dari dulu. Kau terlihat cocok terbaring seperti itu Son Chaeyoung! - gumamnya lagi

"aku keluar dulu sebentar" ujar Nayeon melunturkan lamunan Jimin

"mau kutemani?"

Nayeon menggeleng sembari berdiri dari duduknya.

"bibi dan paman dan juga orang tua Mina akan segera datang. Mungkin Dahyun dan Sana juga akan datang. Tolong jaga mereka disini dulu. Aku hanya ingin berbicara dengan dokter" ujar Nayeon

Jimin mengangguk
"baiklah"

Mendengar persetujuan Jimin, Nayeon keluar begitu saja dari ruangan itu. Membuat senyum pria bermarga Park itu kembali tercipta.

Tubuh berdiri dari atas sofa, berlahan melangkahkan kaki ke arah ranjang Chaeyoung.

Tit..tit...tit...
Bunyi alat penunjang hidup Chaeyoung menggema di ruangan sunyi itu.

My Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang