Langkah-langkah kaki mulai masuk berlahan ke sebuah aula hotel mewah.
Dari pintu masuk, mata akan langsung tertuju ke arah depan. Kepada pemeran utama pesta ini.
Di atas sebuah panggung yang ditata secantik mungkin telah berdiri sebuah pasangan yang baru saja mengikrarkan janji suci mereka dihadapan Tuhan pagi tadi.
Semua mata tertuju pada pengantin itu.
Mina yang berbalut gaun putih panjang yang memperlihatkan bahu mulusnya membuat dirinya terlihat sangat-sangat cantik. Sedangkan Chaeyoung yang menggunakan jas putih yang sangat pas ditubuhnya membuat dirinya terlihat sangat tampan dan cantik dalam waktu bersamaan.Senyum merekah di berikan mereka kepada para tamu yang hadir untuk memberikan mereka selamat.
Tapi di balik senyum bahagia itu terselip rasa sakit yang harus disembunyikan serapat mungkin.
Dari kejauhan, terlihat Nayeon dan seorang pria mendekati mereka.
Ucapan selamat tulus di berikan mereka pada Mina.
Tetapi, saat melihat Chaeyoung, Nayeon menghela napas beratnya. Dia masih sangat marah pada adik yang sangat disayanginya itu.Nayeon hanya menjabat tangan Chaeyoung tanpa berucap apapun lalu segera turun dari panggung.
"Selamat atas pernikahanmu Son Chaeyoung" suara bass seorang pria menyadarkan Chaeyoung dari lamunannya akibat sikap Nayeon.
"ah. Nee. Terima kasih. Apa kau kekasih kakak ku Nayeon?" tanya Chaeyoung penasaran
Pria itu terkekeh
"aniya. Kami hanya berteman. Aku Park Jimin. Pria yang akan merebut Mina jika dia semakin merasa tersiksa..." Jimin mendekat ke arah telinga Chaeyoung.
"tersiksa atas pernikahan paksa ini" lanjutnya sepelan mungkin.Chaeyoung mengepalkan tangannya ketika mendengar bisikan pria itu. Apalagi senyum tanpa bersalah yang juga seperti menantang Chaeyoung.
"kau tidak akan bisa merebut Mina dariku" balas Chaeyoung pelan.
Pria itu terkekeh
"benarkah? Kalau begitu jangan buat dia bersedih Son. Aku bukan satu-satunya pria yang ada di sekitar kalian. Yang bersiap merebut Mina darimu" ujar Jimin sembari menepuk-nepuk bahu Chaeyoung lalu berjalan ke arah Nayeon yang menunggunya dibawah."hey Chaeng" Chaeyoung tersadar ketika terdengar suara Mina
"ada apa?"Chaeyoung menggeleng
"Tidak ada apa-apa"Mina mendekat ke arah Chaeyoung.
Bisikan tajam masuk ke indera pendengarannya
"aku tahu kau tersiksa dengan pernikahan paksa ini dan harus pura-pura tersenyum seperti ini. Tapi ini hanya sehari saja. Setelah itu tidak akan ada lagi yang akan memaksamu. Jadi tersenyumlah"Chaeyoung terus menatap Mina setelah bisikan menyayat hati itu.
Senyum Mina membuatnya semakin merasa bersalah.Dia membuat Mina berubah.
Mina yang dikenalnya dulu tidak seperti ini. Gadis itu tidak lagi segan memberikannya kalimat menyakitkan."Son Chaeyoung!" tepukan sedikit keras di bahu melunturkan tatapan lekat Chaeyoung pada Mina.
Sosok sang sahabat berdiri di hadapannya.
"kenapa menghayal? Kepikiran Somi yang kau tinggalkan dirumah sakit?"Lagi dan lagi. Kalimat menyindir itu diterima Chaeyoung.
"aniya" jawab ChaeyoungChaeyoung kembali menatap Mina. Baru dia sadari jika Sana tunangan Dahyun itu terlihat sangat akrab dengan Mina.
Sejak kapan?
Apalagi Sana membuat Mina tertawa lepas. Meskipun berdiri berdampingan begini. Kedua gadis itu seperti tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk mendengar pembicaraan mereka.