Tok..tok..tok...
Bunyi ketukan pintu mengambil atensi Mina yang sedang sibuk dengan berbagai kertas di atas meja kerjanya.Pintu terbuka sebelum dia mengijinkan.
Kemarahan hilang begitu saja ketika melihat sosok orang tak sopan itu. Yang ternyata orang yang sangat di cintainya.
"kau terlihat sibuk sayang"
Mina tersenyum lalu bangun dari duduknya. Berjalan ke arah gadis berlesung pipi di depan pintu yang tertutup.
"aku merindukanmu Chaengi~" rengek Mina dalam pelukan yang baru saja dia ciptakan.
Chaeyoung terkekeh melihat tingkah istrinya itu. Pelukan di balasnya. Wajah di benamkan di cecuruk leher. Menghirup aroma Mina yang menjadi favoritnya.
"sudah makan?" tanya Chaeyoung
Mina meregangkan pelukan tapi tidak melepas tangannya yang terlingkar sempurna di leher Chaeyoung.
"belum"
"aigoo sayang..." Chaeyoung mengelus pipi Mina
"kenapa malah kau lagi yang menunda-nunda makan, hm?"Mina mempoutkan bibirnya
"kerjaanku masih banyak. Aku tidak bisa meninggalkannya""kau harus makan dulu. Aku tidak ingin kau sakit. Paham?"
Mina mengangguk.
Dia tidak membantah ucapan Chaeyoung.Berlahan jemari tangan saling bertautan. Saling menggenggam erat seakan tidak ingin terlepas.
Chaeyoung menarik berlahan Mina keluar dari ruangan itu. Turun ke bawah hingga memasuki mobil.
"ke restoran favoritku Vernon oppa" ujar Chaeyoung pada bodyguardnya
"baik nona"
Di lain sisi...
"cepat bereskan barang-barangmu. Kita akan pindah lagi dari sini" ujar Daniel pada Somi
"lagi? Ini sudah ke 5 kalinya kita pindah tempat!" ujar Somi tidak terima
Daniel menatap gadis itu
"kalau kau ingin disiksa berlahan oleh Chaeyoung silahkan tinggal dan menetap. Aku akan pergi!" ujar Daniel lalu menenteng tas ranselnya"oppa tunggu..aku akan ikut" tahan Somi
Daniel menghela napas
"bereskan barang-barangmu!"Kring..kring..kring...
Handphone Daniel berbunyi.
Nomor tak dikenal tertera di situ.Berlahan tangan menekan tombol jawab.
Hallo? Siapa ini?
'orang yang akan menolongmu keluar dari situasi tidak mengenakan ini'
Cih. Katakan saja siapa kau. Tidak usah berbasa-basi!
Terdengar tawa di seberang telphone
'Pergilah ke stasiun. Aku meninggalkan tiket untukmu dan gadismu itu menuju keluar kota di bawah tong sampah ketiga dari tangga. Besok pagi aku akan menemui kalian'Yak! Kau siapa sebenarnya?
'kesempatan ini hanya datang sekali Daniel. Jika kau tidak ingin di permainakn Chaeyoung, segeralah ke stasiun"
Pip!
Panggilan di matikan sepihakDaniel menggeram kesal.
"sialan!" umpatnya
"ayo oppa. Aku sudah siap!" terdengar suara Somi melunturkan lamunannya.
"kita ke stasiun sekarang!"
❤
"unnie?" teriakan lumayan keras itu mengganggu gendang telinga Nayeon yang sedang bersantai di balkon rumahnya.
"sopan sekali kau" kesal Nayeon setelah melihat sosok sang sepupu yang hanya memberikannya senyum tak bersalah itu.
"katakan tujuanmu!" lanjut gadis bermarga Im itu.
"ige mwoya? Kenapa unnie jadi galak sekali? Lagipula aku kesini untuk melihat wanita tua yang sendirian. Takutnya wanita itu mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan kesendiriannya"
"Yakk!"
Tawa Chaeyoung pecah. Dia puas menggoda sang kakak.
"sayang, jangan menggoda Nayeon unnie" suara lembut Mina masuk ke pendengaran Chaeyoung dan Nayeon
Nayeon berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Mina dan memeluk manja lengan istri adiknya itu.
"Mina lihatlah kelakuan Chaeyoung padaku. Dia terus menggodaku" rengeknya"ingat umur unnie. Kau terlihat menjijikkan merengek seperti itu pada istriku" balas Chaeyoung
"Yakk! Sialan kau!" Nayeon melepas lengan Mina yang sedang menahan tawa.
Nayeon menghela napasnya.
Sang sepupu benar-benar menguji kesabarannya."maafkan Chaeyoung unnie. Aku akan menghukumnya nanti" ujar Mina
"sayang!?" Chaeyoung tidak terima
Mina tidak memperdulikan si gadis Son.
"oh iya unnie. Sudah berapa persen rencana pernikahan unnie dan Jimin oppa?" tanya Mina
Nayeon menatap Mina khawatir
"kau sudah tidak marah padaku dan dia?"Mina tersenyum
"sudah tidak. Aku paham kalian merencanakan itu untuk membantuku. Berkat kalian, rumah tanggaku dan Chaeyoung menjadi lebih baik sekarang"Nayeon ikut tersenyum
"syukurlah. Dan rencana pernikahanku dan dia sudah masuk 50%""akhirnya unnie ku ini akan melepas masa lajangnya" ujar Chaeyoung lalu mencubit pipi Nayeon
"Ya...yak! Appo!" teriak Nayeon yang hanya di balas dengan tawa dari Chaeyoung dan juga Mina.
❤
Daniel mendudukkan dirinya di sebuah kursi di sebuah bangunan terbengkalai di ikuti Somi yang begitu bingung dengan sitiasi yang terjadi.
Seseorang berjalan ke arah mereka dan langsung duduk di sebuah kursi kayi di hadapan Daniel dan Somi.
Dengan angkuhnya pria itu menyilangkan kakinya dan tawa kecil keluar dari mulutnya.
"aku tidak menyangka kau benar-benar mengikuti perintahku Kang Daniel!"
Daniel berdecih
"katakan saja apa maumu!""mauku yaa? Mm..membalaskan dendam pada Chaeyoung mungkin?"
"Chaeyoung?"
Pria itu mengangguk lalu menatap Somi
"yahh..kau berani juga mempermainkan Chaeyoung selama itu nona. Bahkan kau membuat rumah tangganya hampir berantakan!"Somi menatap Daniel
"aku tahu semuanya. Bahkan perbuatan-perbuatan kalian sebelum Chaeyoung menjadi korban. Yahh..ku akui, Kalian begitu hebat. Jadi sekarang, aku ingin bekerja sama dengan kalian untuk menjatuhkan Chaeyoung"
"kau kira bisa segampang itu menjatuhkan Chaeyoung. Bahkan aku dan Somi tidak bisa lepas dari jangkaunnya" ujar Daniel
Pria itu terkekeh
"aku akan melindungimu darinya. Dan balasannya, kau bantu aku menjatuhkannya. Dengan cara apapun!""ternyata kau lebih jahat dari kami"
Pria itu tertawa
"ku akui itu. Tapi bedanya aku dan kalian, kalian itu tidak memakai otak. Kalian kurang paham bagaimana memanfaatkan visual kalian dan memperdayai orang. Bukan sepertiku yang bahkan akan menikahi seorang direktur perusahaan besar dan akan menjadi semakin kaya""astaga KAU!" Somi tersadar
"aku mendengar beritanya. Kau pria itu. Pria yang akan menikahi sepupu Chaeyoung. Park Jimin!" sambungnya"kau benar. Aku Park Jimin!"
_continue_
.
.
.
Tinggalkan jejak 👣👣