Nayeon berjalan menapaki koridor rumah sakit yang terlihat lumayan sepi. Mungkin karena sudah malam hari.
Kabar Chaeyoung dan Somi memang sudah masuk ke telinganya. Direktur Im memang memiliki banyak sekali mata-mata. Dan dia harus mengambil tindakan secepatnya.
Senyum terukir ketika melihat sosok calon adik ipar berdiri di depan ruangan tujuannya juga.
"Mi–"
Panggilan Nayeon terhenti tatkala melihat Mina seperti menghapus air matanya.Langkah dipercepatnya.
Tangan terangkat memegang bahu gadis itu hingga mengagetkan Mina."u..unnie?" Mina menatap Nayeon dengan mata basahnya.
"ada apa? Kenapa kau disini?"
Mina menggeleng sembari menghapus air mata yang terus-terusan jatuh.
"hanya memastikan sesuatu unnie"Nayeon yang dipenuhi rasa penasaran itu memegang kedua bahu Mina sedikit kuat
"memastikan apa?"Mina tidak menjawab, dia hanya tersenyum
"aku pergi dulu" Mina melepas tangan Nayeon dari pundaknya lalu benar-benar pergi."yahh..Mina?" Nayeon bingung bukan main. Mata diedarkannya.
Kaca yang berada ditengah-tengah pintu itu menjawab rasa penasaran Nayeon. Dengan jelan sigadis Im melihat kelakuan Chaeyoung dari luar.
Pintu dibukanya dengan luapan emosi.
"SON CHAEYOUNG!" Teriaknya menghentikan aktivitas Chaeyoung."u..unnie..?"
Mata Nayeon dipenuhi dengan amarah
"Ikut aku"Chaeyoung tidak berkutik sama sekali. Dia menuruti ucapan sang unnie. Kini mereka berada di lantai paling atas rumah sakit.
Plak..
Tamparan keras dirasakan Chaeyoung."u..unnie?"
"apa yang kau perbuat?" tanya Nayeon dengan kekesalannya.
"aku tidak tahu jika kau memiliki sifat seperti ini Son Chaeyoung!" sambungnya"apa maksud unn–"
"jika dari awal kau mengatakan padaku tidak akan menerima perjodohan dengan Mina aku akan menolongmu untuk membatalkannya"
"unnie. Bukan seperti itu..aku.."
"kau menyakitinya Chaeyoung. Aku melihatnya menangis karenamu. Dengan terang-terangan kau selingkuh dihadapannya"
"tapi unnie. Aku mencintai Somi"
"mencintai? Cih..apa kata itu memang mudah kau ucapkan pada semua gadis?"
Chaeyoung mengepalkan tangannya
"itu salah Mina sendiri. Dia hanya mempermainkanku. Aku sungguh mencintainya. Tapi dia tidak membalasnya sama sekali. Lalu apa aku salah jika menerima cinta lamaku yang jelas-jelas membalas perasaanku? Aku hanya memilih yang terbaik unnie""terbaik katamu? Kau lupa kelakuan Somi waktu itu? Dia meninggalkanmu tanpa ucapan perpisahan dan membuatmu terpuruk bukan main!"
"dia meninggalkanku karena ancaman ayahku. Dia terpaksa"
Nayeon tersenyum sinis
"ancaman? Terpaksa? Kau sungguh bodoh Chaeyoung. Kau tidak tahu apa-apa. Gadis itu mempermainkanmu""cukup unnie. Ini hidupku!" bentak Chaeyoung
"kau menyakiti orang yang salah"
"Mina tidak tersakiti sama sekali. Dia tidak mencintaiku. Dan perjodohan ini hanyalah untuk menyenangkan kedua orang tua kami saja" balas Chaeyoung