Chaeyoung terus menatap Mina yang terlelap sedari tadi. Matanya tak berkedip melihat wajah cantik istrinya itu.
Hingga seperkian detik kemudian, atensinya pindah ke arah perut gadisnya.
Tangan membuka sedikit baju gadis Myoui itu.Nampak jelas bekas luka tusuk di area perut Mina.
Chaeyoung mengelusnya berlahan.
"mm? Chaengi?" Mina terbangung
"sayang? Maaf membuatmu terbangun. Tidur lagi yaa.."
Mina menggeleng tanda menolak.
"aku sudah cukup istirahat" ujarnyaChaeyoung tersenyum lembut
"ini masih sakit?" tanya si gadis Son sembari menyentuh luka Mina lagi."aniya sayang. Lukaku tidak separah itu"
Chaeyoung menatap Mina
"jangan berbohong padaku. Aku tidak suka"Mina terkekeh
"arraso-arraso. Lukaku memang masih sedikit sakit"Chaeyoung menghela napasnya lalu memperbaiki kembali baju Mina.
Dia lalu bergerak memeluk istrinya itu yang memang masih terbaring terlentang .
"mianhae~""gwencana sayang" Mina mengelus tangan Chaeyoung lembut.
"semuanya salahku. Mianhae~"
"hey..kita sudah membicarakan ini. Berhenti mengatakan maaf"
Chaeyoung semakin memeluk erat Mina.
"aku sangat mencintaimu. Kau tau itu kan?"Mina mengangguk
"Jangan pernah tinggalkan aku. Aku tidak bisa hidup tanpamu" ujar Chaeyoung lagi
"kurasa kalimat itu berlaku juga untukmu. Jaga dirimu baik-baik Chaengi. Jangan melakukan sesuatu yang menyakiti dirimu juga seperti kemarin" ujar Mina membuat Chaeyoung menatapnya heran
"ne aku tau semua yang terjadi. Jangan menyembunyikan hal-hal berbahaya seperti itu lagi"
"ba..bagaimana kau tau?"
"ah. Tentu saja itu rahasia" Mina malah menggodanya
"Sayang!!"
Mina malah terkekeh membuat Chaeyoung mendengus.
Kring..kring..
Suara tiba-tiba deringan handphone mengambil atensi mereka.Chaeyoung meraih handphonenya yang terletak di atas nakas.
Terlihat jelas nama Yoo Jeongyeon di layar handphone miliknya.
Oh wae oppa?
Chaeyoung mengangkatnya.Yakk SON CHAEYOUNG!
Teriakan Jeongyeon dari seberang telphone membuat Chaeyoung menjauhkan handphonenya dari telinganya. Bahkan Mina juga bisa mendengar suaranya.Wae? Kenapa teriak-teriak?
Aishh jinjja Son! Kau terlalu jauh menyakiti Jimin.
Memangnya apa yang kulakukan? Aku tidak pernah menyentuhnya!
Aishh..aku tidak akan membawa-bawa nama kedua direktur yang membantumu. Tapi ini sudah keterlaluan. Kau bisa di tuntut.
Dari penjelasanmu kurasa Jimin mendapatkan batunya. Aku puas. Kerja kereka memang bagus.
Yakk! Ini bukan saatnya memuji mereka!
Lalu apa? Sudahlah oppa. Aku tidak perduli. Kau lupa apa yang di lakukan Jimin pada keluargaku? Aku masih menahan diri untuk tidak membunuhnya. Jadi jangan salahkan aku!