PART 13

592 48 3
                                    

"setelah aku susah payah mengajarimu, kamu hanya dapat nilai segini ?" ~selfi

"aku kan sudah berusaha" kata rara. "yah, aku ga bisa bilang apa-apa lagi. ini bukan salah gurunya, tapi muridnya" kata selfi

"aku udah belajar mati-matian sampai kepalaku sakit, mataku merah, sama tanganku kram setengah mati" protes rara

selfi tersenyum lebar

"aku ga mau lagi diajari sama kamu" jelas rara

"kalau gitu jangan dapat nilai jelek lagi" kata selfi

"belajar sama kamu ga enak" kata rara

selfi tertawa terbahak-bahak, rara berharap selfi bisa tertawa terus seperti ini setiap hari

**********

seminggu kemudian rara melihat selfi sedang melamun di kelasnya "hei, kenapa kamu ?" tanya rara

selfi terdiam, "ada masalah ya ?" tanya rara

selfi menatap rara, "pagi tadi aku bertengkar dengan papaku" kata selfi

"kenapa ?" tanya rara

"papa bilang hari ini aku harus melakukan pemeriksaan lagi sepulang sekolah,  tapi aku ga menolaknya" ~selfi

"kamu ingin sembuh kan ?" tanya rara

"mulai dari kecil aku uda melakukan pemeriksaan rara.. tapi ga ada kemajuan sama sekali" ~selfi

"terus kamu mau menyerah ?" ujar rara

"aku lelah ra.." kata selfi

baru kali ini rara melihatselfi sedih. "selfi..." kata rara pelan. "aku ga tau apa yang kamu rasakan saat ini. tapi apa kamu pengen sembuh ?"

"ya ingin" kata selfi. "aku cuma ga mau melakukan pemeriksaan yang ga ada habis-habisnya ini"

"jadi kamu ga mau ke rumah sakit hari ini ?" ~rara

selfi menggeleng. "yah.. sayang" kata rara

"kenapa ?" tanya selfi. "karena tadinya aku mau menemanimu" ~rara

selfi tersenyum.

rara menemani selfi ke rumah sakit hari itu. sepanjang perjalanan ke rumah sakit, mereka berdua  bercanda dan tertawa tiada henti. baru kali ini pak supir melihat selfi tertawa lepas.

papa selfi terkejut ketika melihat anaknya berada di rumah sakit.  "selfi ?"

selfi menatap ayahnya. "maaf ya pa tadi pagi, aku mau melanjutkan pemeriksaan" papanya senang sekali.

kemudian dilihatnya gadis yang berdiri di sebelah selfi. selfi lalu memperkenalkan rara. "papa, ini rara, teman sekolahku."

papa selfi tersenyum. jadi ini teman selfi yang diceritakan beberapa hari lalu ! katanya dalam hati. mirip dekali dengan adiknya, katanya lagi.

"halo, rara" papa selfi menyapanya.

"halo, om" balas rara. "senang bertemu dengan om"

"om juga" balasnya sambil tersenyum. lalu dia berpaling ke selfi. "kita bisa melakukan pemeriksaan sekarang, selfi ?"

"pa.." kata selfi. "gpp kalau rara ikut ?"

"gpp" jawabnya.

pertama-tama selfi dibawa ke sebuah ruangan untuk diambil darahnnya. rara berada disampingnya. selfi mengulurkan tangan pada suster yang memegang jarum suntik. rara melihat tangan selfi. disana ada banyak sekali bekas tusukan jarum. kesedihan terpancar di mata rara.

rara menggenggam tangan selfi yang 1 nya lagi.

selfi menatap ara seakan mengatakan, "terimakasih".

ketika pemeriksaan selesai, selfi mengajak rara makan di kantin rumah sakit dan setelah itu mengantarkannya pulang.

"rara.." ~selfi


"apa.." ~rara

"saranku lebih baik kamu lepas tindik dihidungmu itu" ~selfi

rara tersenyum

keesokan harinya rara melepas tindik di hidungnya dan mencoba berhenti merokok

**********

seminggu kemudian...

rara dan selfi duduk di taman sekolah, rara yang sedang menikmati makanannya tiba-tiba selfi memberikan brosur dihadapannya.

"apa ini ?" tanya rara sambil makan

"ini brosur malam kesenian yang akan diadakan sebulan lagi" kata selfi, "setiap tahun sekolah mengadakan malam kesenian dan kali ini aku jadi salah 1 panitianya"




DETIK TERAKHIRWhere stories live. Discover now