PART 22

583 60 8
                                    

"kamu dapat perangko hari ini ?" tanya selfi. "punyaku warna kuning"

rara mengangguk dan mengeluarkan perangko birunya dari tas. selfi juga menunjukkan perangkonya. "aku suka biru"

rara mengambil perangko di tangan selfi, menukar dengan perangko di tangannya. "nah, sekarang kamu punya yang biru"

selfi tertawa. "makasih, jadi.. kamu mau pergi kemana liburan ini ? ketemu papamu ?"

"ga tau, aku belum ada rencana" kata rara.

"kalau kamu uda ada rencana, bawa perangkomu dan kirimkan ke aku. tulis semua yang kegiatanmu. oke ?" ~selfi

"sip !" kata rara

selfi menarik nafas dalam-dalam. "rara..." kata selfi tiba-tiba. "ada yang mau aku ceritakan ke kamu"

"apa ?" ~rara

selfi menarik nafas lagi. "kemarin papa bilang ke aku. dokter menyarankan agar aku menjalani operasi jantung"

"kenapa ?" protes rara. "bukannya kamu baik-baik aja ? minggu kemarin kamu keluar rumah sakit karena kamu uda membaik kan ?"

selfi menggeleng. "kemarin aku menjalani pemeriksaan lagi. dokter menyimpulkan aku harus menjalani operasi"

"apa itu sangat parah ?" tanya rara sedih

"aku ga tau" kata selfi. "operasi ini sangat beresiko. papa  ga mau aku menjalaninya, tapi ada kemungkinan aku bisa hidup sehat setelah menjalaninya"

"tapi ada kemungkinan kamu juga bisa meninggal" rara menyelanya.

selfi mengangguk "kalau gitu jangan operasi !!" seru rara. "seenggaknya kamu masih bisa hidup lebih lama lagi kan ?"

sefi menatap mata rara. "aku uda memutuskan untuk menjalani operasi rara"

"kenapa ??!" teriak rara. "kamu bisa meninggal, selfi !!"

"aku tau !!!" balas selfi keras.

selfi ingin meraih tangan rara, tapi rara menepisnya. rara menangis di hadapan selfi. "dulu papa yang pergi, sekarang kamu yang akan pergi ! aku ga mau !!! aku benci kamu !!! aku ga mau ketemu kamu lagi !!!" rara berlari meninggalkan selfi

"rara !!!" teriak selfiputus asa.

"kenapa ?!?" teriaknya sambil berlari.  "ini ga adil !!! selfi itu baik, kenapa dia harus menanggung semua ini ??"

rara pulang kerumahnya dan langsung menuju kamarnya. dia menangis keras-keras. "seharusnya aku ga berteman dengannya" teriak rara dalam hati, "toh aku uda tau kalau dia punya penyakit mematikan. aku aja yang bodoh. aku harus berusaha melupakannya. aku ga mau ada orang yang menyakitiku lagi"

"bodoh !! buat apa peduli sama dia ! kalau dia mau operasi, operasi aja, apa hubungannya sama aku ? toh itu nyawanya. aku ga mau berteman sama dia lagi. berapa kali aku harus melakukan kesalahan ? menyayangi seseorang itu terlalu menyakitkan" omelnya dalam hati

**********

sementara itu selfi merasa sedih mengingat kejadian siang tadi. tapi dia tau saat ini sahabatnya itu sebetulnya ketakutan. dia merasa tidak tahu harus melakukan apa  agar rara tidak sekeccewa itu.

**********

rara berjalan mondar-mandir di kamarnya selama beberapa menit terakhir. dia merasa dikhianati teman terbaiknya, "tega-teganya dia memutuskan sendiri ingin dioperasi tanpa ngasih tau aku ? kita kan teman ? kenapa dia ga tanya pendapatku dulu ?" omelnya dalam hati, perasaannya saat ini hampir sama seperti saat papanya pergi ke luar negeri. tapi kali ini hatinya lebih sakit. "aku ga mau ketemu sama dia lagi !" kata rara dalam hati.

tapi sekarang hatinya terasa kosong, tanpa sengaja tatapan rara jatuh pada CD di depannya. hadiah ulang tahun dari selfi. rara menanguis lagi. setelah itu dia keluar dari kamarnya sambil berlari sekencang-kencangnya.

**********

selfi menyentuh tuts piano dengan jari-jemarinya. dia teringat kenangan bersama rara di ruang musik sekolah ini. selfi tersenyum, dia membawa kenangan itu bersamanya apapun yang terjadi. jarinya kemudian memainkan lagu I SURRENDER lagu yang sangat disukai rara.

**********

nafas rara terengah-engah. dia mencari selfi di taman sekolah, tapi tidak menemukannya. "apa dia uda pulang ?" tanyanya dalam hati. saat itu dia mendengar suara piano dari ruang musik. rara berjalan perlahan mendekati ruangan itu. rara melihat selfi sedang memainkan musik kesukaannya. semua kenangan pertemuan mereka bermunculan di fikirannya. seakan-akan dia sadar tidak sendirian, selfi mengehentikan permainan pianonya dan membalikkan badannya. dilihatnya rara sedang menatapnya dengan sedih.

"aku kira kamu ga mau lihat aku lagi" kata selfi

rara berjalan mendekati selfi. "aku mau tanya sama kamu"

"apa ?" ~selfi

"kenapa kamu mau dioperasi padahal itu bisa membahayakan nyawa kamu ?" ~rara

"karena aku pengen punya kesempatan untuk sembuh dam menemani kamu" kata selfi

rara menangis. "dulu aku ga pernah takut karena aku ga pernah memperdulikan apapun. sekarang setelah ketemu kamu, aku takut kehilangan segalanya. aku takut selfi !"

"kamu kira aku ga takut ?" tanya selfi lembut

"iya, kamu pasti takut" kata rara. "kamu bisa kehilangan nyawamu"

selgi menggeleng. "enggak, bukan itu yang aku takutkan. aku ga takut mati, rara. aku uda bisa nerima itu dari dulu. itu hanya masalah waktu aja. yang paling aku takutkan adalah kehilangan kamu"

DETIK TERAKHIRWhere stories live. Discover now