Share to the world your happiness. But just tell to God your sadness.
-Ladisya-
¶¶¶
Apa yang diinginkan Tuhan saat menempatkan mu dalam kesulitan? Kesakitan? Atau bahkan penderitaan? Mungkin bagimu Tuhan sedang berlaku tidak baik.
Tuhan kejam.
Atau, bisa jadi kamu pernah menuduh Tuhan itu tidak adil. Tuhan itu tidak tahu bagaimana rasanya jadi kamu. Namun, percayalah ia sedang menguatkan kamu.
Tuhan sedang menyeleksi seberapa pantasnya kamu memperoleh kebahagiaan di masa mendatang. Percayalah, Tuhan sangat menyayangimu.
Disya percaya hal itu. Disya tidak pernah menuntut terhadap yang kuasa akan apa yang ia jalani bahkan sejak pertama kali dirinya terlahir ke dunia.
Sang Papa terlalu berbaik hati membimbing Disya menjadi gadis yang kuat. Gadis yang akan sangat sulit ditumbangkan oleh orang lain. Seperti sekarang, Disya meringkuk memeluk lututnya dalam gelap.
Beruntung ia masih memiliki ponsel untuk digunakan sebagai alat penerangan. Disya tidak salah tebak, ia sedang berada di gudang sekolahnya saat ini. Lebih tepatnya lagi tempat itu ada di belakang toilet.
Siapa yang tega menyeret Disya ke mari? "TOLOOONG! SIAPAPUN TOLONG GUE!"
Suara Disya mulai parau. Tangisan gadis tujuhbelas tahun itu kian tersendat-sendat. "Tolong! Gue takut! Gue gak mau di sini!"
Persentase baterai yang semakin menurun kian meningkatkan kadar kekhawatiran Disya. Hanya tersisa 22 persen saja.
"Algi, lo di mana? Gue takut..." kata-kata tersebut muncul begitu saja. Masuk akal rasanya, mengingat hanya Algi yang berkemungkinan untuk membawa Disya keluar dari tempat menyeramkan itu.
¶¶¶
Diperhatikan berulang kali pun tempat ini terlalu jauh dari kata rawan begal. Malah, tempat itu lebih layak dikatakan sebagai tempat hiburan para remaja tanggung.
"Algi!" Lessy memeluk erat pinggang Algi dari belakang. Menghirup dalam aroma dari jas hitam tersebut. "Gue suka aroma lo, Al."
"Lepas!" secepat itu Algi melepaskan diri. Berbalik menyorot Lessy tajam. "Apa maksud lo bohongin gue?! Kenapa pake acara pura-pura dibegal?!"
Bukannya takut, Lessy justru tersenyum genit. Meraih lengan Algi, lalu ia peluk erat. "Al, temenin gue ke dalem yuk, buat menghadiri acara pertunangan temen gue."
Terlalu kasar hingga dekapan itu langsung terlepas. Algi menunjukkan arloji peraknya ke depan wajah Lessy. "Jam sebelas kurang dua menit. Pertunangan macam apa yang digelar sama temen, lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm In The Arms ✔
Teen Fiction"Ketika orang yang paling dibenci, berubah menjadi orang yang paling disayang." Dia yang tidak kamu sukai. Dia yang masuk ke dalam daftar orang-orang buruk dalam hidupmu. Ketika kamu begitu membenci seseorang, Bahkan mungkin kebencian itu menjurus p...