Entah gue yang baru mengerti, atau memang hakikatnya begini, bahwa cinta membuat semuanya baik meskipun itu buruk.
-Algifary-
¶¶¶
Disya tahu, tindakannya ceroboh. Tahu bahwa perbuatannya tadi bisa saja menimbulkan rasa enggan pada Algi. Tahu jika apa yang Disya lakukan itu amatir dan buru-buru. Seolah menjelma sebagai dirinya yang sama, Disya tidak peduli.
Tingkah laku Algi, cara bicara Algi, senyum Algi, tatapan Algi, bahkan suara serak cowok itu merebut seluruh dunia seorang Ladisya Isabelle Alexander.
Terlalu menggemaskan semua yang Algi lakukan, merampas kesadaran Disya dan pada akhirnya menyalurkan rasa gemasnya dengan kecupan di bibir.
Gaunnya yang basah, lepek, bahkan masih menitikkan tetesan air tidak membuat Disya peduli. Sampai di kamar Disya menanggalkan gaun tersebut, kemudian membersihkan diri.
Selesai dengan semua itu, Disya duduk di pinggir ranjang. Jantungnya berdebar mengingat bagaimana ia memiliki keberanian mencium Algi duluan. Kali ini, Disya benar-benar pemberani.
Rasa deg-degan kian berlipat melihat kado dari Algi. Sengaja memisahkannya dari kado yang lain, yang pasti ini begitu berarti sekalipun isinya hanya satu kelopak mawar. "Isinya apa, ya?"
Boneka mini? Tidak, ini sedikit berat.
Kotak cincin? Halusinasi Disya terlampau tinggi dan terkesan mengada-ada.
Tidak akan puas bila hanya menebak-nebak saja. Disya perlahan membuka kado dengan perasaan ketar-ketir tidak jelas. Mata Disya berbinar melihat isi kotak tersebut, berubah menjadi senyuman lebar. Ini manis.
Kotak musik dengan manekin mini seorang gadis yang berbaring disinari cahaya bulan. Kesan hangat memenuhi hadiah itu. Kepercayaan Disya penuh bahwa ini kado terbaik yang pernah ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm In The Arms ✔
Novela Juvenil"Ketika orang yang paling dibenci, berubah menjadi orang yang paling disayang." Dia yang tidak kamu sukai. Dia yang masuk ke dalam daftar orang-orang buruk dalam hidupmu. Ketika kamu begitu membenci seseorang, Bahkan mungkin kebencian itu menjurus p...