Bukan bentuk kalimatnya yang menenangkan, tetapi caranya menyampaikan dan mengajariku bagaimana kenyamanan itu ada.
-Ladisya-
¶¶¶
Harapan untuk tidur nyenyak itu lenyap, enyah, hilang atau bahkan musnah. Disya menggigit kuat bantalnya hingga sarung bantal itu koyak. Memalukan mengingat bagaimana cerdasnya seorang Disya yang terlebih dulu menarik tengkuk Algi hingga akhirnya mereka ...
"Tai, tai, taiiii!!" Disya meraung. Menampar pipinya sampai bewarna merah padam. "Pasti dia mikirnya gue murahan! Kok gue bisa sebodoh itu, astaga!"
Selama hidupnya, mana pernah Disya memusingkan perkataan orang lain, pun menggubris penilaian manusia di luar sana. Lalu tiba-tiba Disya ingin mati daripada memperoleh cap murahan dari Algi.
Geram sekali melihat air di gelasnya habis, karena sedari tadi Disya terus-terusan minum berharap mengurangi rasa panas di kepala. "Sial!"
Disya turun dari tempat tidur, mengambil gelas dengan tujuan mengisi air. Benar saja, sesampainya di dapur Disya langsung meneguk air yang baru didapat dari kulkas.
"Apa nona sedang lapar?" Imah muncul dan membuat Disya sedikit tersentak.
"Cuma haus, bik. Kenapa?" tanya Disya duduk di kursi meletakkan gelas ke meja.
"Ini perintah nyonya, bahwa pesta ulang tahun nona harus tetap dipersiapkan." ucap pembantunya.
Sampai melupakan hal ini, betapa hebatnya kejadian tadi memonopoli isi otak Disya. Mood Disya buruk hingga memilih menyerahkan persiapan pada asisten rumah tangganya. "Terserah. Lagian Mama ngomong ini ke bibik, bukan ke aku."
Toh juga undangan sudah Disya serahkan kepada Algi. Tidak ada alasan lucu untuk tiba-tiba membatalkan pestanya. Disya hanya perlu menyiapkan mental untuk besok. Berharap ia tetap tenang sekalipun saat bicara dengan Algi.
¶¶¶
Lain Disya, lain pula Algi. Memiliki kebiasaan mandi tengah malam bila dilanda pusing adalah hal paling dibenci sang Ibu. Namun Algi terlalu abai.
Sekarang, cowok itu bersandar di kepala ranjang dengan earphone menyumpal kedua telinganya. Remang cahaya di kamar Algi nampak menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm In The Arms ✔
Novela Juvenil"Ketika orang yang paling dibenci, berubah menjadi orang yang paling disayang." Dia yang tidak kamu sukai. Dia yang masuk ke dalam daftar orang-orang buruk dalam hidupmu. Ketika kamu begitu membenci seseorang, Bahkan mungkin kebencian itu menjurus p...