Pencapaian terbaik gue dalam hidup, gue belum tertarik jatuh cinta.
-Algifary-
¶¶¶
Baiknya gue cukup gue yang tau, penilaian Lo semua gak bikin kenyang!
-Ladisya-
¶¶¶
Sebenarnya sangat dianjurkan untuk tidak sok tahu pada kehidupan orang lain. Terlebih jika kamu hanya tahu 'katanya' bukan 'faktanya'.
Diam itu emas. Bicaralah seperlunya, kamu tidak akan melukai perasaan siapapun, juga meminimalisir kebencian orang lain terhadapmu.
Tapi itu tidak demikian terjadi pada Disya. Disya yang kejam, jutek, jahat, sombong, dan Disya yang tidak memiliki belas kasihan.
Dan yang dibicarakan hanya buang muka, lalu mengucapkan kalimat mutiaranya-bodo amat.
"Perasaan, hari ini makeup Lo terlalu tebel, Sya." komentar seorang gadis dengan lipstik merahnya.
"Nih, bagian sudut bibir Lo juga terlalu numpuk sama foundation," sahut gadis yang satu lagi berkulit hitam.
"Mata Lo merah, Sya, kemasukan maskar-"
"Dont touch me!" cegat Disya pada tangan yang bersiap menyentuh pipinya. "Banyak bacot Lo semua!"
Menggebrak meja kemudian berjalan congkak menuju kantin adalah hobi Disya. Diikuti 3 gadis di belakangnya.
Dukh!
"Aduh.. Maaf kak, maaf gak sengaja." lirih seorang gadis membersihkan baju bagian depan Disya.
Penyabar? Disya jauh dari kata itu, kecuali ketika Mamanya memberikan ia tamparan keras. "Kurang ajar! buta Lo?! Itu mata cuma pajangan, hah?!"
Tak butuh waktu lama sampai gadis malang itu tersungkur. "A-aku gak senga-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm In The Arms ✔
Fiksi Remaja"Ketika orang yang paling dibenci, berubah menjadi orang yang paling disayang." Dia yang tidak kamu sukai. Dia yang masuk ke dalam daftar orang-orang buruk dalam hidupmu. Ketika kamu begitu membenci seseorang, Bahkan mungkin kebencian itu menjurus p...