***
Indira, bersama Abhimanyu, Kenan, Dylan, dan Mirza sudah berada di bandara untuk mengantar Aksa.
Project shooting iklan yang akan dilakukan Aksa adalah project tunggal. Yang berarti ia akan melakukan shooting tanpa rekan satu timnya yang lain.
Aksa sudah bersama dengan manager dan beberapa staff yang ikut mendampinginya.
Indira masih saja merajuk dan menolak untuk bicara banyak.
"Kamu udah sarapan?"
"Belum."
"Sarapan dulu, yuk. Aku masih punya waktu sebelum boarding."
"Gak mood makan."
Aksa berdiri di depan Indira sambil memandangi wajah perempuan itu lamat-lamat.
"Nanti kalo kamu sakit gimana? Kamu belum makan dari semalem, loh."
"Biarin aja."
"Nanti aku kepikiran kamu kalo aku tinggal malah sakit."
"Biar."
Aksa mengusap pucuk kepala Indira.
"Cuma seminggu, kok, Dir."
"Mau dua minggu atau lama juga gapapa."
Aksa tertawa. Baginya, melihat Indira kesal adalah suatu hal yang lucu. Juga, membingungkan.
"Safe flight, Sa," ucap Kenan.
"Tenang, Dira kita yang jagain," sambar Abi.
"Semangat kejar target, Sa," celetuk Dylan.
"Oleh-oleh ya, Sa," ucapan Mirza langsung mendapat reaksi dari para rekannya yang lain.
"Titip Dira, ya," ucap Aksa.
"Kayak mau pergi ke mana aja lo pake acara titip-titipan," celetuk Kenan.
"Dia masih marah?" tanya Dylan sambil berbisik pada Aksa.
Aksa mengangguk.
Sang pemilik nama yang sejak tadi disebut namanya memilih untuk tidak merespon apa-apa.
"Aksa," panggil sang manager sambil memberi kode untuk boarding.
Aksa mengangkat jempolnya dan berpamitan pada rekan dan kekasihnya.
"Pamit, ya."
Setelah Aksa berpelukan dengan rekan-rekannya. Ia kembali menatap Dira yang masih memalingkan pandangannya dari Aksa.
Tanpa bicara, ia mencium dahi Dira.
"Jangan lupa makan ya, Dira. Tunggu aku," ucap Aksa sebelum akhirnya ia berbalik badan dan pergi.
Sepersekian detik kemudian, Indira menangis dan berusaha menyusulnya.
"Aksa, ikut..." rengeknya.
"Dari tadi dicuekkin, sekarang orangnya mau pergi baru nangis. Hadeh, cewek," celetuk Kenan.
Indira berjalan lunglai ditemani oleh keempat orang laki-laki di sampingnya. Indira memelankan langkah kakinya, karena kepalanya terasa berat.
Ia memegang tangan Abi sebelum akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost & Found
RomanceAda beberapa hal yang tidak ada di dunia: Jawaban & Rahasia