22

88 6 0
                                    

***

Akhirnya, tibalah saat konser pertama pada tur dunia mereka.

Para penggemar begitu antusias untuk menonton konser mereka. Kelima laki-laki itu berkumpul dalam satu ruangan.

Manager mereka memberi sedikit wejangan.

"Kita gak tau apa yang terjadi di antara kalian. Kita gak mau ikut campur urusan pribadi kalian. Tapi, kita mohon kerja samanya antara kalian untuk menyukseskan tur kali ini."

Abi memandang Aksa, berharap Aksa akan melihatnya meski hanya sekali.

Dylan, Kenan, dan Mirza merasakan kecanggungan yang luar biasa. Tapi, mereka tak mampu berbuat apa-apa.

Konser pun dimulai. Kelimanya berharmonisasi dari satu lagu ke lagu yang lainnya.

Penonton begitu terkesima dengan penampilan kelimanya.

Di antara banyak penonton, Indira duduk. Memandang layar besar yang menyorot wajah kelima anak laki-laki itu satu per satu. Senyumnya mengembang. Tapi, airmatanya mengalir deras.

Ia benar-benar merasakan sesuatu telah hilang dari dirinya.

Setelah dua jam lamanya, konser pun berakhir.

Indira izin untuk menemui kelimanya di belakang panggung.

Jika dulu kehadirannya amat ditunggu Aksa, kali ini kehadiran Indira amat dibenci oleh laki-laki itu.

Indira memasuki ruangan backstage dengan buket bunga di tangannya. Semua mata memandang ke arah Indira yang berjalan dengan senyuman di wajahnya.

Indira bertukar pandang dengan Aksa. Tapi, langkahnya hanya melewati sosok Aksa yang berdiri mematung.

Perempuan dengan rambut dicepol itu menghampiri Abi.

"Kamu dateng?"

Indira mengangguk.

"Ini buat kamu," ucap Indira sambil memberikan bunga yang ia bawa. "Semangat turnya sampe akhir."

"Makasih, Dir."

Tak disangka, Abi memeluk Indira. Yang membuat Aksa naik pitam. Laki-laki itu mengepalkan tangannya saat melihat orang yang ia sayang berada dalam pelukan orang lain.

Kenan dan Dylan berusaha menahan agar Aksa tidak menyebabkan keributan.

Tak lama, Aksa keluar dari ruangan.

Seluruh mata memandangnya iba.

Juga, Indira. Ia terdiam menyaksikan Aksa keluar dengan membanting pintu.

Di lain ruangan, Aksa menghancurkan botol-botol alkohol yang sengaja ia siapkan untuk dirinya sendiri. Ia sangat hancur.

Kenan ingin menenangkan Aksa. Tapi, Mirza menahan langkahnya.

"Kita perlu buat jujur ke dia."

Mirza menggeleng,"Ini urusan Dira sama Aksa."

"Tapi, gue gak tega liat Aksa kayak gini."

"Ikut campur dalam urusan mereka bukan ranah kita."

Kenan menghela napas berat.

"Brengsek," ucap Kenan pelan.


Lost & FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang