14

94 7 0
                                    

***

Setelah insiden Indira pingsan di bandara, keempat teman-temannya langsung membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Mereka juga langsung mengabari ibu Indira. Dan, juga Aksa.

Dalam waktu cepat setelah menerima kabar bahwa sang putri berada di Rumah Sakit, Ibu Indira langsung bergegas.

Sayangnya, saat ini Aksa sedang berada di dalam pesawat. Ia sudah tentu tidak membaca pesan yang dikirimkan oleh teman-temannya.

Saat ini, Indira bersama sang Ibu tengah berada di ruangan dokter. Sedangkan, Kenan, Dylan, dan Mirza menunggu di luar. Dan, sudah hampir satu jam lamanya mereka menunggu.

-

Aksa dan tim sampai di Bandara Changi Singapura untuk transit. Aksa mengaktifkan ponsel dan terkejut membuka pesan yang ia dapat.

Aksa langsung menelpon Indira. Sayang, yang ditelpon nomornya tidak aktif.

Dengan cepat, Aksa mengganti kontak dan menelpon Kenan.

"Halo, Nan?"

"Iya, Sa."

"Indira gimana? Gue telpon dia gak aktif."

"Masih di ruangan Dokter sama nyokapnya."

"Dia kenapa?"

"Gak tau, tiba-tiba pingsan. Nanti kalo kita udah dapet kabar, kita kasih tau lo."

"Oke, kabarin gue secepatnya. Kalo dia udah keluar dari ruangan Dokter, kabarin gue."

"Oke, Sa."

-

Klik.

Panggilan ditutup.

Tak lama kemudian, Indira, sang Ibu, dan Dokter keluar. Sontak, keempat anak laki-laki itu berdiri.

"Kita mau CT Scan dulu. Kalian tunggu sini, ya," ucap Ibu Indira.

Lalu, mereka pun berlalu. Keempat anak laki-laki itu saling berpandangan.

"Kenapa dia harus CT Scan? Emang tadi kebentur kepalanya?" tanya Abi.

"Gak tau. Gak ngerti," jawab Dylan.

-

Aksa kembali naik pesawat menuju Bandara Narita, Tokyo, untuk transit kembali. Perjalanan yang ditempuh memakan waktu sekitar enam jam lamanya.

Dan, selama enam jam itu juga, ia tidak hentinya memikirkan Indira.

Ia berharap, kekasihnya baik-baik saja.


Lost & FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang