16

88 7 0
                                    

***

Abi melajukan mobilnya dan memasuki pekarangan Rumah Sakit. Terlihat Indira sudah menunggu di sana. Sesudah Indira masuk ke dalam mobil Abi, mereka bergegas pergi menuju sebuah mall.

"Tumben banget lo ngajak gue nonton," celetuk Abi pada Indira yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Bete gue."

"Udah bilang Aksa?"

Indira menggeleng. "Biarin aja dia fokus kerja."

"Nanti dia cemburu, loh."

"Mana ada? Gue nonton sama lo waktu itu juga dia gak ada cemburu-cemburunya."

Abi tertawa.

Sedangkan Indira masih asik dengan ponselnya. Terlihat ia sedang membaca artikel di ponselnya.

Hingga tanpa terasa, mereka tiba di sebuah mall bilangan Jakarta. Indira dan Abi bergegas menuju lantai di mana bioskop berada.

"Nonton apa, nih?"

Indira menunjuk sebuah film barat bergenre drama – romance, kesukaannya.

"Ini aja," ucap Indira.

"Yaudah, lo tunggu sini. Gue yang antre tiket."

Indira mengangguk.

Setelah mendapat tiket, keduanya langsung masuk ke dalam theatre karena waktu penayangan film hanya tinggal lima menit lagi.

-

Di lain tempat, Kenan, Dylan, dan Mirza duduk sambil menyesap kopi pesanan mereka masing-masing.

"Wah, bulan depan udah sibuk tur. Dan, gue masih belum punya pacar," celetuk Mirza.

Dylan memukul kepala Mirza pelan,"Cewek mulu yang ada di otak lo. Pikirin tuh koreo. Udah hapal belum?"

Mirza cengengesan.

"Eh, tapi bener, deh," sambar Kenan.

"Bener apaan?" tanya Dylan.

"Kalo punya cewek kayak Indira, enak kali, ya?"

"Setuju," balas Mirza.

"Di mana aja kita manggung, dia pasti dateng. Bukan cuma dateng, dia bener-bener ngesupport Aksa banget," jelas Kenan.

"Setuju," respon Mirza.

"Iya, sih. Selama ini, ke mana pun kita tur, dia pasti ada. Aksa bener-bener beruntung, sih," ujar Dylan.

"Setuju," respon Mirza.

Dylan dan Kenan saling berpandangan. Dan, memukul Mirza pelan.

"Duh, apa, sih, kalian," keluh Mirza.

"Elu apaan? Setuju-setuju mulu dari tadi."

Yang dipukul hanya tertawa ringan.

"Tapi, gue mulai khawatir, nih," ucap Kenan.

"Soal?" tanya Dylan.

"Indira."

Mirza yang tengah menyesap minumannya langsung terpaku untuk mendengarkan Kenan.

"Kenapa?" tanya Dylan.

"Akhir-akhir ini, Abi sama Indira deket banget."

"Namanya juga temen. 'kan lo tau sendiri Indira emang deket sama kita-kita," celetuk Mirza.

"Ya iya, sih. Cuma 'kan kita gak sampe jalan berdua sama Indira juga."

"Biarin aja, sih. Aksa juga gak keberatan. Toh, dia juga tau Indira deket sama kita semua."

"Ya cuma khawatir aja, sih, gue," Kenan menyesap kopinya.

"Gue percaya Abi bukan tipe orang penikung, kok," ucap Dylan menenangkan kekhawatiran kenan.

"Iya."

Lost & FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang