9. Rakyat Jelata

3.7K 683 149
                                        

"Jill, buat kamu." Dav yang baru masuk ke ruang wardrobe langsung duduk dengan ceria di sebelah Jill sambil meletakkan amplop kecil di tangan gadis itu.

"Apa ini?" Jill tersenyum manis. Wajah ceria Dav selalu menularkan senyum bagi siapa pun yang melihatnya.

"Coba buka," ujar Dav dengan senyum misterius.

Jill membalik-balik amplop di tangannya, kemudian membukanya. Keningnya berkerut ketika melihat isi amplop tersebut. "Kartu apa ini?"

"Kunci kamar kamu." Dav tersenyum lebar.

" Dav tersenyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"..." Jill begitu terkejut hingga untuk beberapa saat tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Aku berhasil minta proses kamar kamu dipercepat, dan aku udah pilihin kamar yang view-nya bagus buat kamu. Kamarnya menghadap timur, jadi kamu bisa dapet sinar matahari pagi."

"Dav ...." Jill tersenyum penuh haru. Kalau saja Dav ini seorang perempuan, pasti Jill sudah menerjang dan memeluknya erat, tidak lupa menghujaninya dengan banyak kecupan. "Thank you!"

"My pleasure," balas Dav penuh senyum. Ada perasaan hangat yang memenuhi ruang hatinya ketika melihat wajah bahagia Jill. "Kamu mau liat kamar kamu sekarang?"

"Mau banget, tapi nggak keburu." Jill menunjukkan wajah kecewa karena sebentar lagi ia sudah harus siap di studio untuk live In-Time Evening.

Dav melirik jam tangannya dan mengangguk setuju. "Bener juga."

"Nanti aja beres siaran."

"Tungguin aku, nanti aku temenin kamu. Kamu belum tau lokasinya, 'kan?"

"..." Jill mengangguk. Ia hanya tahu kamar-kamar itu berada di lantai 19 dan 20, tapi ia sama sekali belum tahu akses untuk masuk ke sana.

"Nanti sekalian aku kenalin sama yang lain, biar kamu nggak canggung."

"Thank you banget banget, ya, Dav." Jill benar-benar terharu dengan bantuan yang Dav berikan tanpa dimintanya sama sekali.

Sesuai janji yang mereka buat, Jill menunggu hingga Dav menyelesaikan tapping-nya hari ini, untuk kemudian bersama-sama melihat kamarnya.

"Suka?" tanya Dav begitu mereka berada di dalam kamar yang disediakan untuk Jill di lantai 20.

Jill menatap sekeliling kamarnya dengan pandangan takjub. Tidak dikiranya akan sebaik ini yang didapatkannya. Ia berjalan berkeliling ruangan kamarnya memeriksa setiap sudutnya dengan teliti. Mata Jill berbinar ketika berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan dari sana.

"Suka banget. View-nya beneran keren, Dav." Jill meninggalkan jendela dan kembali ke dekat Dav. "Dav, aku nggak nyangka kamarnya gede gini dan ternyata udah full furnish."

"Emang gini, Jill. Sistemnya mirip-mirip sama hotel. Tiap hari juga ada petugas yang akan beresin kamar kamu, jadi kamu nggak repot," terang Dav.

"Bayar lagi?"

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang