26. Mantra Ajaib

3.1K 694 347
                                    

Part kmrn jd galau ya. Ada yg mulai ragu kalo Jill sama Kai, karena takut Kai ga bisa move on.

Ada yg jd mulai dukung Jill sama Dav.

Tapi kasian Jou katanya.

Jadi gimana dong baiknya?

Mending langsung baca aja yuk, biar makin galau. #ketawajahatteruskabur

Kai yang baru berjalan masuk ke dalam apartemennya, tersenyum kecil melihat Jill dan Jourell yang tertidur lelap di sofa ruang depan. Kai menyimpan tasnya secara sembarang, kemudian berjongkok di dekat keduanya. Dipandanginya Jill dan Jourell yang terlihat begitu nyaman tidur dalam posisi saling berpelukan itu. Tanganya naik membelai pipi Jourell, dan mendaratkan kecupan ringan di pipi bocah mungil itu. Kemudian tangannya juga mengusap ringan kepala Jill.

"Kenapa kalian tidur di sini?" gumamnya.

Puas memandangi keduanya, dengan sangat hati-hati Kai mengangkat Jourell dan memindahkannya ke dalam kamar. Setelahnya ia kembali ke sofa untuk membangunkan Jill. Sepertinya malam ini ia terpaksa meminta Jill kembali menginap di tempatnya. Ia tidak menyangka jika meeting-nya berlangsung sangat lama, melebihi jadwal yang sudah direncanakan. Untungnya Jill sama sekali tidak protes. Tidak mengirimkan pesan yang meneror Kai agar cepat pulang atau pesan-pesan bernada negatif lainnya. Bahkan gadis itu malah tertidur pulas bersama Jourell.

Kai duduk perlahan di sisi Jill, di tempat Jourell tadinya berbaring sebelum dipindahkan. Ditepuknya pelan pundak Jill. "Jill, bangun."

Jill mengerjapkan matanya dan membukanya perlahan. "Jou mana, Pak?" gumamnya ketika menyadari Jourell menghilang dari sisinya.

"Udah saya pindahin ke kamar. Kalian kenapa malah tidur di sini, padahal saya udah bilang tidur di kamar aja."

"Kalo tidur di ranjang, nanti saya nggak bisa dibangunin, Pak." Jill menjawab jujur.

"Maaf, ya? Rencana saya meeting itu bisa selesai jam 8, ternyata malah mundur sampai jam 11 begini." Meski Jill tidak pernah menunjukkan keberatannya ketika dimintai tolong untuk menemani Jourell di apartemennya, tapi Kai sadar ia tidak seharusnya terus-menerus mengandalkan gadis ini. Ini tidak adil untuk Jill.

"Gapapa, Pak. 'Kan saya juga nggak ada kerjaan malam, jadi nggak masalah." Jill memaksa tubuhnya untuk duduk. Meski rasa kantuk masih menguasainya, mengobrol dengan posisi berbaring sementara sang bos duduk di sisinya terasa tidak benar. "Pak, saya pulang dulu, deh."

Kai menggeleng tidak setuju. "Malam ini, tidur di sini aja. Ini udah terlalu malam, Jill."

Jill menjangkau ponselnya untuk melihat waktu, dan ternyata sekarang memang sudah lewat tengah malam. "Udah lewat jam 12 ternyata. Kalo gitu, saya tidur lagi boleh, Pak?"

Kai terkekeh geli dengan kejujuran Jill. "Sana ke kamar!"

"Saya tidur di sini aja, Pak. Males pindah." Tanpa menunggu jawaban Kai, Jill langsung kembali merebahkan punggungnya di sofa. Tidak lagi peduli dengan segala adat kesopanan.

"Ck! Anak ini!" Kai menggeleng geli melihat Jill yang sudah kembali memejamkan matanya. "Kamu ini apa nggak takut saya macam-macam kalau kamu tidur di sini?"

"Nggak. Bapak 'kan baik. Nggak akan macam-macam," balas Jill tidak peduli. Matanya sudah kembali terpejam, siap melanjutkan mimpinya yang terpotong.

"Jill, bangun dulu. Saya mau cerita." Kai menarik-narik tangan Jill.

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang