Oke, part 30. Udah panjang aja cerita Jill ini. Kapan beresnya yak? Udah pada bosenkah kalian.
Siap2 dua part lagi kejutan bakal datang melanda ya. 😁😁😁
"Kenapa hari ini yang kamu ajak ngomong cuma Jou?" Kai menyenggol Jill yang duduk di sebelahnya.
"Emang kenapa?" Jill membalas tanpa menoleh. Matanya terus mengikuti pergerakan Jourell di arena playground yang luas ini. Ia khawatir jika Jourell akan terjatuh, bertabrakan dengan anak lain, atau bahaya-bahaya lainnya yang bisa saja terjadi.
"Nggak enak didiemin, Jill."
Jill menoleh sekilas ke arah Kai sebelum matanya kembali mengawasi Jourell. "Siapa juga yang diemin kamu?"
"Ya, kamulah!" balas Kai dongkol.
"Nggak, kok!" elak Jill.
"Ini aja ngomongnya ketus terus."
"Aku lagi sebel sama kamu," ungkap Jill akhirnya. Ia memang bukan jenis perempuan kebanyakan yang perlu ditanya ratusan kali baru mengakui kalau dirinya sedang kesal.
"Lho? Aku buat salah sama kamu?" tanya Kai bodoh.
"Iya," jawab Jill dingin.
"Kapan? Salah apa?" cecar Kai.
"Jangan pura-pura nggak bersalah, deh!" dengus Jill sebal. Bos Besar ini sering berlagak tidak tahu apa-apa, padahal dia sering mengerjai Jill.
"Jill, aku benar-benar nggak tahu apa salah aku. Ini aja kita baru ketemu lagi. Terakhir ketemu itu rasanya dua atau tiga minggu yang lalu." Setiap akhir pekan, Jill memang biasanya selalu menemani Kai membawa Jourell berjalan-jalan. Tapi sudah dua kali akhir pekan ia absen, sibuk dengan sidang akhirnya. Baru sekarang Jill bisa bernapas lega setelah sidang akhirnya berlalu.
"..." Jill melirik sinis ke arah Kai.
"Coba kasih tahu aku, Jill. Aku salah apa sama kamu?"
"Kenapa kamu acc aku jadi news anchor?" tanya Jill ketus.
"Oh, soal itu."
"Bilang kenapa?" desak Jill.
"Memang apa salahnya, Jill?" tanya Kai tidak mengerti di mana letak kesalahannya yang membuat Jill jadi kesal padanya, hanya karena persoalan ini.
"Kai, itu tugas berat! Aku nggak siap," rengek Jill. "Belum lagi mikirin reaksi Mbak Rayya atau Mbak Citra."
"Jill, aku bisa apa kalau tim kamu yang maunya begitu?" tanya Kai pasrah. "Cakra cuma ajak aku diskusi, dan aku cuma mengiyakan. Sebenarnya tanpa minta acc aku juga produser acara bisa ambil keputusan sendiri."
Mendengar penuturan Kai, Jill jadi sedikit tidak enak hati karena sudah bersikap ketus tadi.
"Dan untuk urusan Rayya atau Citra, apa pun yang mereka bilang, nggak usah diambil pusing. Kalau memang mereka kompeten, tim kalian juga pasti akan mempertimbangkan mereka."
"..." Perasaan bersalah semakin menguasai hati Jill.
Kai tersenyum lebar menggoda Jill. "Masih kesal sama aku?"
"Masih," ujar Jill meski nadanya tidak lagi ketus.
"Kenapa lagi?"
"Kenapa kamu nggak kasih bocoran dulu sama aku?"
Kai terkekeh geli. "Kata kamu aku harus profesional, jangan mencampur urusan pekerjaan dengan urusan pribadi."
Jill sudah bersiap mendebat lagi ketika Jourell berlari ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COOL Single Daddy
ChickLitBOOK THREE OF SINGLE DADDY THRILOGY Jillian Christabelle Law adalah sosok naif yang penuh kasih. Jill tidak pernah takut bermimpi tinggi, juga tidak pernah takut mencintai. Hatinya yang luas memiliki cukup ruang untuk mencintai sebanyak dibutuhkan. ...