15. Anak Pantai

3.8K 631 234
                                        

Selamat malam semua. Aku hari ini up sambil bikin author note lagi. Soalnya part kemarin ada nyariin aku, katanya ada yang kurang karena ga ada note dari aku. Padahal taku dianggep cerewet aku tuh. 🤭🤭🤭 So sweet banget sih sayangnya aku ini Hapkaz

Oh, ya! Ada pengumuman buat kalian. Soal lapak lain sih. Jadi aku tuh mau rombak cerita pertamaku. Ceritanya Reiga sama Freya itu, mau aku rombak gede2an. Wkwkwkkkk macem renov rumah aja.
Udah aku unpublish kemarin. Hari ini aku mulai up lagi. Tapi gak bisa cepet kayaknya. Siapa tau kalian ada yang penasaran, boleh mampir2 ya.

"Jill, kamu benar-benar nggak bisa ikut?" tanya Kai lagi untuk kesekian kalinya. Besok ia dan Jourell sudah harus berangkat ke Semarang untuk menemui keluarga besarnya, tapi sampai hari ini ia masih ragu. Ia takut Jourell akan menangis histeris mencari Jill.

Jill yang tengah memainkan ponselnya sambil memangku kepala Jourell, menoleh ke arah Kai yang sedang berada di meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jill yang tengah memainkan ponselnya sambil memangku kepala Jourell, menoleh ke arah Kai yang sedang berada di meja kerjanya. Jill heran dengan Kai yang masih sempat-sempatnya membahas masalah ini lagi padahal katanya pria itu harus menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.

"Nggak bisa, Pak. Saya 'kan harus kerja," jawabnya tegas.

"Jill, kamu lupa kalau saya ini bos kamu? Kalau memang kamu bersedia ikut dengan saya untuk menemani Jou, saya bisa atur soal kerjaan kamu," desak Kai.

"Jangan, Pak. Saya nggak mau gosip tentang kita makin parah." Sejak Jourell selalu menempel erat dan enggan berpisah darinya, pembicaraan mengenai kedekatannya dengan bos besar ini semakin santer di kalangan karyawan Forty Media. Bahkan para seniornya tidak segan-segan untuk menginterogasinya. Sampai lelah Jill menjelaskan keadaan yang sebenarnya, tapi tetap saja tidak ada yang percaya. Mereka tetap saja membuat spekulasinya sendiri.

"Jill, saya yakin bukan itu alasan sebenarnya kamu menolak ikut bersama saya. Benar, 'kan?" Selama beberapa bulan Kai mengenal Jill, Kai cukup tahu kalau Jill bukanlah tipe orang yang takut menghadapi gosip. Gadis ini bahkan terkesan tidak peduli dengan segala perbincangan yang ditujukan padanya.

"..." Jill bungkam.

"Jill?" panggil Kai.

Jill menghela napas. Percuma ia terus membuat alasan, bosnya ini terlalu pandai untuk dibohongi. Mengatakan yang sebenarnya akan jauh lebih baik. "Rasanya nggak benar kalo saya ikut Bapak sama Jou."

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang