35. Kisah yang Tidak Pernah Dimulai

3.2K 679 282
                                    

Hola! Maafkan daku yang lama tak muncul yah. Lagi sibuk bangeuddd menjelang akhir semester ini. Sedikit lagi selesai!!!

Buat pelipur rindu, ini aku kasih part ini buat kalian.

"Dav, tangan kamu dingin banget." Jill meremas tangan Dav yang menggenggamnya sangat erat sejak mereka turun dari mobil.

"Hmm?" Dav menyahut setengah melamun. Pikirannya penuh sejak tadi. Lebih tepatnya sejak berhari-hari belakangan. Ia begitu tegang membayangkan pertemuannya dengan sang ayah.

 Ia begitu tegang membayangkan pertemuannya dengan sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu takut?" Jill mengusap lengan Dav.

Dav menoleh, menunduk sedikit ke arah Jill. "Sedikit."

Jill tersenyum menenangkan, mengusap lembut lengan Dav. Ia bisa memahami ketakutan Dav saat ini.

Dav mengedarkan pandangnya ke sekeliling halaman rumah yang sudah bertahun-tahun tidak pernah didatanginya. Sejujurnya Dav tidak pernah terlalu merindukan rumah ini, karena rumah ini memang tidak pernah menjadi tempatnya untuk pulang. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah asrama ketimbang di rumahnya sendiri. "Udah lama banget aku nggak pulang ke rumah ini."

Jill tidak berkomentar. Ia tahu apa yang menjadi penyebab semua itu. Dav sudah menceritakan semuanya dengan jujur. Sebenarnya Jill sudah mengetahui semuanya dengan lebih lengkap lagi dari Kai, hal-hal yang bahkan Dav sendiri tidak ketahui.

"Jill, kalo nanti ada perkataan Papa yang nggak enak didengar, aku minta maaf sebelumnya, ya?"

"Nggak usah dipikirin, Dav. Kita masuk aja, yuk!"

Dav mengangguk. Ia mempererat genggamannya pada tangan Jill, kemudian melangkah menuju pintu masuk rumah ayahnya. Ia menekan bel dengan tangan sedikit bergetar.

Begitu pintu terbuka, sosok yang membukakan pintu untuk mereka memberikan Dav sedikit kelegaan.

"Mas, udah sampai duluan?" ujar Dav senang.

"Hmm. Tadi sekalian ada masalah kerjaan yang harus dibahas sama Papa."

Berbeda dengan Dav yang merasa lega melihat sosok Kai, Jill merasa sesak seketika. Ia tidak menduga kalau Kai juga akan ikut datang hari ini. Ia masih tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengan Kai sejak mereka memutuskan mengakhiri sesuatu yang bahkan belum sempat dimulai.

"Jou ikut, Mas?" tanya Dav sedikit berharap. Setidaknya jika ada keponakannya yang mungil itu, mungkin kadar ketajaman mulut ayahnya akan sedikit berkurang.

"Jou tidak ikut. Dia sedang kurang enak badan."

"Sakit apa?" tanya Jill spontan tanpa sempat berpikir dulu.

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang