36. Selalu Kamu

2.9K 611 156
                                        

Dari part 32, banyak sekali pembaca yang kecewa, yang hatinya kretek2.

Ada yg marah2in sama Kai, ada yg sebel sama Jill, ada yg nyuruh2 Dav cari cewe lain.

Pesanku cuma satu. Kalau masih mau baca, ikuti saja. Percayalah padaku, ikuti alurnya sampai selesai, nikmati prosesnya.

"Di mana lo?" sembur Domi tanpa kata sapaan begitu Jill menjawab panggilan video call darinya.

"Puncak Bintang," jawab Jill tenang. Jika dulu akhir pekan seperti ini selalu Jill habiskan bersama Kai dan Jourell, sekarang tidak lagi. Akhir pekannya kini tidak lagi dihabiskan di tempat-tempat hiburan keluarga, layaknya sebuah keluarga sungguhan. Akhir pekannya kini lebih menyerupai konsep yang normal, Dav membawanya mengunjungi tempat-tempat yang sesuai dengan usia dan status Jill.

"Di mana tuh?" Domi memicingkan matanya, mencoba mengenali pemandangan yang melatari wajah Jill.

"Bukit Moko," jawab Jill lagi.

Domi berdecak tidak sabar. "Yang jelas coba, itu di belahan dunia belah mana?"

Jill tersenyum kecil. "Bandung."

"Bandung!" seru Luna yang wajahnya tiba-tiba ikut muncul di layar.

"Ngapain lo ke sana?" tanya Domi dengan wajah galak.

"Sama Dav?" Luna bertanya lagi bahkan sebelum Jill sempat menjawab pertanyaan salah satu dari mereka.

"Hmm." Jill mengangguk kecil.

"Lo sekarang sama dia mulu, deh." Ada nada tidak suka yang tidak dapat Luna sembunyikan. Mungkin cemburu, mungkin kehilangan.

"..." Jill hanya tersenyum saja sebagai jawaban. Saat ini ia sedang dalam proses mengajari hatinya untuk mencintai Dav sepenuhnya. Perasaannya masih kerap terbagi antara Kai dan Dav, meski logikanya memaksanya untuk menepis Kai dari hidupnya. Hatinya masih saja sering membandel, dan bagian terberat dari semua ini adalah menjaga jarak dengan Jourell.

"Mana si Dav? Lagi di sebelah lo?" Nada bicara Domi sedikit berubah.

Jill menggeleng. "Dav lagi cari minuman."

Mendengar tidak ada Dav di dekat Jill, Domi langsung menanyakan hal yang mengusiknya. "Lo udah nggak pernah weekend sama Jou?"

"..." Jill menggeleng sambil tersenyum sedih. Ia tidak bisa menemui Jourell tanpa teringat kenangan manis yang tercipta saat mereka melewatkan waktu bertiga. Parahnya lagi, ia tidak bisa menemui Jourell tanpa membuat bocah kesayangannya itu menangis sedih di akhir pertemuan mereka.

"Dia 'kan hindarin ketemu bapaknya, Dodol!" omel Luna.

Jill menunduk. Menghindari tatapan menyelidik kedua sahabatnya. Suasana hatinya selalu berubah sendu jika mengingat tentang Kai.

Ia tidak pernah menyangka dirinya akan jatuh cinta pada dua pria sekaligus dalam waktu bersamaan. Masing-masing memiliki tempat khusus di hatinya. Keduanya dicintainya. Jika salah satunya tidak pernah mengalah dan mundur, maka sampai hari ini Jill masih akan terjebak dalam dilema. Tapi bodohnya, meski satu pria telah mundur dan menjauh, perasaannya untuk orang itu tetap tidak bisa berhenti.

"Ganti topik," ujar Luna tegas.

"Jill, liat kita napa," pinta Domi.

Jill kembali mengangkat wajahnya. Mencoba memasang wajah seolah tadi tidak ada pembicaraan apa-apa yang membuatnya gundah. "Kalian video call aku ada apa?"

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang