5. Si Pencuri Ide

4.2K 746 177
                                    

Hai! Pada nungguin Jill nggak sih? Part ini kukasih panjang lho.

Thank you buat yang part kemarin royal banget ngasih komen. Love youu

Rayya berjalan masuk ke dalam ruang meeting dengan diiringi tatapan tajam dari semua tim In-Time yang sudah lebih dulu hadir sejak tadi. Ia yang awalnya merasa biasa saja, jadi merasa jengah sendiri. Namun pantang bagi seorang Rayya untuk menunjukkan dirinya gentar. Ia tetap melenggang dengan gaya angkuh, kemudian duduk dengan tenang di kursi kosong sebelah Citra dan Dito.

"Selamat pagi! Karena semua sudah hadir, kita langsung mulai saja." Cakra langsung berbicara tepat ketika bokong Rayya mendarat di atas kursinya. "Seperti yang sudah kita bicarakan pada meeting bulan lalu, kita berencana untuk memperbarui konsep program In-Time. Kita akan menambahkan hal-hal baru agar program In-Time tidak monoton. Mengingat ...."

Rayya mengedarkan pandangnya ke sekeliling meja rapat, ia heran mendapati wajah-wajah tegang rekannya yang lain. Hingga akhirnya matanya menemukan sosok yang diduga menjadi penyebab ketegangan di dalam ruangan ini.

"Sekarang saya persilakan setiap orang mempresentasikan konsepnya secara bergiliran," ujar Cakra mengakhiri tugasnya membuka meeting selaku produser In-Time.

Rayya mencondongkan tubuhnya ke kanan, hingga posisinya menempel dengan Citra. "Mampus gue! Kenapa ada Pak Kai di sini?" desisnya ngeri.

"Mana gue tau." Citra menjawab sepelan mungkin. "Untung gue nggak telat dateng. Lo ngapain pake telat?"

"Lo 'kan tau gue paling males ikut rapat-rapat macem gini. Biasa juga gue selalu telat." Rayya memang selalu hadir paling akhir dalam setiap meeting yang diadakan.

"Asal lo tau, dari tadi si Cakra udah mau mulai. Tapi Pak Kai nyuruh tunggu sampe semua dateng. Nah, elo itu orang maha penting yang belum nongol juga waktu semua orang udah ready," sindir Citra.

Keduanya terus saja berbisik-bisik memperbincangkan entah apa, sama sekali tidak peduli dengan rekan mereka yang sedang mendapat giliran mempresentasikan konsep mereka di depan.

"Rayya ...," panggil Cakra.

"Ya?" Rayya mengangkat wajahnya seketika. Terkejut mendengar namanya dipanggil tiba-tiba.

"Giliran lo maju, tuh!" ujar Dito memberi tahu. Ia yakin kedua rekan wanitanya itu tidak mendengarkan apa-apa sejak tadi.

Rayya bangkit dan maju dengan percaya diri. Ia yakin semua orang akan kagum dengan presentasinya hari ini. Ia sangat yakin karena ia sudah mempelajari presentasi yang Jill persiapkan untuknya, karena ia sendiri terkejut dengan hasil kerja Jill.

Rayya memulai presentasinya dan benar saja, rekan-rekannya yang lain terkejut. Pasalnya mereka tahu semalas apa wanita satu ini.

"Sebentar!" Tiba-tiba Kai memutus presentasi Rayya di tengah jalan. "Konsep ini rancangan kamu sendiri?"

"Benar, Pak," jawab Rayya percaya diri. Ia yakin Kai tidak akan mempermasalahkan keterlambatannya tadi karena presentasinya yang brilian ini.

Kai mengangkat sebelah alisnya ketika mendengar jawaban Rayya yang penuh percaya diri itu. "Tidak ada yang membantu kamu mengerjakannya?"

"Tidak ada, Pak." Rayya kembali menjawab dengan lantang.

"Kenapa saya merasa tidak yakin ...." Kai menggantung ucapannya, sengaja menciptakan suasana tegang bagi semua orang. "Saya tanya satu kali lagi. Benar ini rancangan kamu?"

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang