Bagian 8 (delapan)

4.6K 263 0
                                    

Setelah pengetesan kekuatan berakhir ketiga sahabat ini pergi menuju taman yang berada disamping academy.

"lo berdua dah buka segel kekuatan yang tadi di segel kan? "tanya Kiki pada pada kedua sahabatnya

"udah kok"jawab mereka berdua serentak

"gue ngerasa kalau sebenarnya disini kita gak aman"ujar Lusena tiba tiba

"maksud lo? "tanya Kiki

"iya,, gimana mau aman coba, secara kita tinggal berdampingan dengan bkack witch yang menyusup"

"tetaplah bersikap tenang Sena, gue tau kita gak aman disini tapi kita juga harus berusaha membuat diri kita aman. Bagaimana mungkin kita di beri dewa kekuatan yang besar untuk melindungi orang banyak tapi melindungi diri sendiri gak bisa"jelas Lucky sarkastik

Lusena terdiam membenarkan ucapan Lucky, dia merasa gak pantas mendapat anugrah dewa ini

"jangan sedih Sena. Kan gue udah bilang kita bakalan ngadapin ini bareng"sahut Kiki merangkul Lusena

"semoga semua ini cepat berakhir ya gays"ucap Lusena yang dibalas anggukan dari sahabatnya

"gue laper nih, kantin yuk"ajak Lucky

"oke.. Yuk"

Mereka pun meninggalkan taman menuju kantin.

Skip...

Sesampainya mereka di kantin, Lucky dkk langsung memesan makanan lewat tombol yang ada di meja kantin.
"hai kita boleh gabung gak"seru seseorang menghampiri mereka bertiga

"duduk aja gak ada yang larang kok"seru Kiki

Kedua orang yang menghampiri mereka tak lain adalah Nathan dan Daniel, laki laki yang ikut merekrut mereka pada saat itu

"ouh iya kita kan belum kenalan secara resmi nih,kita kenalan lagi yuk"ajak Nathan

"gue Nathan Adertin Devano"

"Daniel Nevian Edward" singkat, padat dan dingin

"gue Kiki Floria panggil aja Kiki"

"gue Lusena Adriana panggil aja Sena"

"...."

Tidak mendapat lanjutan perkenalan, mereka menatap pada seorang gadis yang hanya diam dan memperhatikan.

"Lucky"panggil sahabatnya membuat Lucky menghela nafas kasar

"Lucky Alexa panggil Lucky"jawabnya cuek

Setelah memperkenalkan namanya Lucky kembali menghadap makanannya dan melahapnya dengan santai.

"kalian saudara? "tanya Nathan

"nggak, kenapa? "balas Lusena

"gpp sih, soalnya kalian kemana mana selalu bareng, dilihat dari syarat yang kalian kasih ke kami waktu itu juga"ujar Nathan

"iya, kita emang terbiasa untuk selalu bersama"jawab Kiki

"ouh iya kita satu rank loh"ujar Nathan

"gue dan Daniel adalah guardian time"sambungnya

Lucky dkk yang mendengarnya hanya mengangguk paham.

***
seorang pemuda berambut biru gelap sedang berada di dalam ruangan khusus untuk dirinya.

"panglima, anda di panggil oleh yang mulia raja Engle"seru seorang pengawal

"ada apa? "

"maaf panglima saya tidak tahu"

"baiklah aku akan segera menghadap"

Pengawal pun keluar dari ruangan itu,sedangkan panglima Aster menghembuskan nafas kasar

"apa yang harus ku katakan pada yang mulia"lirihnya

Panglima Aster pun segera pergi menghadap sang raja

"salam hamba yang mulia"sapanya sambil berlutut

"Aster aku ingin kau menyebar mata mata untuk membantu mu mencari mereka"serunya

"aku ingin kau menyebarnya kesegala tempat di dunia Dhrastein ini"sambungnya

"akan hamba laksanakan yang mulia"

"pergilah dan kirimkan mata mata handal untuk segera mendapatkan mereka"

Panglima Aster pun berdiri dan segera pergi keluar dari ruang tahta.dia berjalan dengan wajah dingin dan datarnya,

"panggilkan mata mata handal yang kita punya"ucap panglima Aster pada seorang jendral

Jendral itu pun segera pergi untuk memenuhi permintaan sang panglima
Tak berapa lama datanglah tiga mata mata handal yang di miliki black witch.

"kami menghadap panglima"seru mereka membungkuk hormat

"ada apa panglima memanggil kami? "tanya seorang mata mata itu

"aku ingin kalian memata matai berbagai tempat yang terlihat mencurigakan,untuk mendapatkan informasi mengenai anak yang terlahir di bawah sinar rembulan"

"tapi, bukankah anda sudah mencari mereka panglima"

"aku masih belum mendapatkan informasi mengenai mereka"

"jika panglima saja masih belum mendapatkan informasi mengenai mereka, bagaimana dengan kami"seru seorang mata mata dengan tatapan sinisnya

"haha... Kau ingin bermain main dengan ku"tawa sang panglima menatap tajam pria yang menentangnya tadi

"maaf panglima, lebih baik kita membicarakan tentang tugas itu,daripada membicarakan hal yang tidak penting"sahut seorang pria mata mata yang sedari tadi diam

"aku ingin kalian mencari informasi mengenai mereka, di berbagai wilayah di negeri Dhrastein ini"seru panglima Aster dengan nada tajam dan dingin

Aura mengintimidasi miliknya mampu membuat ketiga pria di depannya bergidik ngeri

"aku ingin secepatnya"

"baik panglima, kalau begitu kami pamit"

Ketiga pria itu pun pergi dari ruangan Aster guna menjalankan tugasnya.

Selesai.....

Hai udah selesai nih,
Seperti biasa kalian jangan lupa vote dan coment ya.

Vhalla Magic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang