Bagian 43 (empat puluh tiga)

3.2K 166 8
                                    

"Lucky" panggil Kiki saat melihat Lucky yang duduk diatas batu di tengah sungai yang berada dihutan itu

"gue pengen sendiri, jangan ganggu gue" kata Lucky dingin setelah menoleh dan melihat siapa yang memanggilnya

Kiki menghela nafas pelan, lalu kemudian berteleport ke samping Lucky dan duduk disamping gadis yang berwajah dingin itu.

Kiki memeluk Lucky "gue gak akan pernah ninggalin lo walaupun lo sendiri yang minta gue untuk pergi. Gue akan tetap disini bersama lo"

Lucky hanya diam tanpa mau membalas perkataan Kiki, walau sebenarnya dia tau jika Kiki tidak akan meninggalkannya.

"kalau lo mau ketemu sama orang tua lo, gue gak akan larang. Lagian yang mereka tau itu cuma gue bukan kalian berdua"

Kiki menggeleng "gue masih sayang sama mama dan papa, gue gak akan membuat mereka dalam bahaya walaupun mereka tau cuma lo putri bulan biru itu."

"gue cuma gak mau melibatkan para orang tua Kiki. Lo tau kan mereka udah berkorban banyak untuk kita, jadi untuk kali ini biarlah kita yang berkorban untuk membalas jasa mereka" 

"mereka udah rela menyembunyikan kerajaan yang selama ini menjadi hidup mereka demi kita. Mereka udah mau menyelamatkan hidup kita dengan pindah ke dunia manusia. Gue ngerasa ini waktunya gue untuk balas jasa mereka Ki"

"gue tahu itu dan gue mengerti"

"thanks Kiki"

"dalam persahabatan tidak ada kata terima kasih"

"Lucky maaf" Lusena datang dengan wajah tertunduk, suaranya bergetar menahan tangis

"gak apa-apa, gue tau lo kangen mama sama papa lo"

"tapi gue udah egois, gue mentingin diri gue sendiri tanpa tau kalau lo lebih kangen sama mereka" isak Lusena

Lucky berdiri dan memeluk Lusena "jangan nangis, gue gak apa-apa. Kalau lo emang mau ketemu sama orang tua lo, lo bisa pergi. Gue gak akan larang lo lagi."

"mungkin gue yang salah terlalu mengekang kalian berdua, jadi kalau lo berdua mau pergi, gue gak akan larang lagi"

Lusena menggeleng tidak setuju dengan perkataan Lucky "lo gak salah. Lo begitu untuk keselamatan banyak orang, jadi lo gak salah. Maafin gue yang udah egois"

"gue udah maafin lo kok, dalam persahabatan gak ada kata maaf kan"

Kiki tersenyum, beginilah persahabatan mereka. Berantam lalu berbaikan kembali, menangis lalu tersenyum kembali, salah lalu meminta maaf kembali. Begitulah persahabatan.

"jadi kita jangan berantam lagi ya" kata Kiki yang dibalas anggukan dari kedua sahabatnya kemudian mereka berpelukan.

***

"tinggal beberapa hari lagi, kemenangan akan berpihak pada kita" kata Aster tersenyum sinis

"gue akan balas dendam sama mereka liat aja. Mereka udah membuat gue terbaring lemah seperti ini" kata Kio

"bersabarlah Kio, kita pasti membalas mereka" seru Zeyon

"panglima, sebelum waktu itu tiba apa yang akan kita lakukan?" tanya Sander

"tetap buat kekacauan dan sebarkan ketakutan juga kesedihan" kata Aster dingin

"baiklah panglima, kami permisi" Sander dan Zeyon pun pergi dengan berteleport hingga meninggalkan kepulan asap di sekitar Aster dan Kio

"gue harap lo segera membaik, sebelum perang nanti"

"tentu saja panglima"

"dan nanti malam kita akan mengadakan rapat dengan yang mulia raja Engle"

"mengenai rencana perang?"

"iya"

"baiklah, aku akan datang"

Setelah Aster merasa tidak ada lagi yang akan disampaikan, dirinya pun segera pergi dari ruangan Kio dan berjalan dilorong gelap menuju ke ruangannya.

"sebentar lagi kalian akan lenyap putri bulan biru dan dunia ini akan menjadi milik kami, milik kegelapan"

Jangan lupa vote dan comment.

Vhalla Magic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang