Bagian 22 (dua puluh dua)

4K 241 1
                                    

Kiki pov

Saat di tengah arena cewek yang bernama Viola itu menatap gue remeh dan gue balas dengan tatapan datar gue "berdoalah agar tidak mati"
Setelah mengucapkan itu gue mundur tiga langkah untuk membuat jarak sedangkan Viola wajahnya sudah memerah menahan emosi

"baiklah pertandingan di mulai"mr. James menghilang dari tengah arena dan muncul kembali di tempat duduknya di pinggir lapangan

Gue mengeluarkan senjata katana kesayangan gue, katana gue ini berwarna silver dengan taburan gliter merah dan ada ukiran burung merpati kecil di pinggirnya. Gue liat si Viola Viola itu juga ngeluarin senjatanya ternyata senjata dia itu adalah tombak.

Viola berlari ke arah gue sambil mengayunkan tombaknya tapi gue langsung menghindar dengan salto kebelakang

"cukup bagus untuk seorang anggota guardian team, tapi dia masih jauh dibawah gue"

Viola terus menyerang gue dengan brutal dan gue terus menghindar, bukannya gue takut atau gak bisa ngelawan tapi waktunya aja yang gak pas.

"kenapa?? Takut ha!!  Kalau takut bilang aja, gue bakal kasih lo kemudahan dalam menjemput kematian hahah"gue tetap mandang dia datar walaupun dia udah ngeremehin gue sih

Dia kembali nyerang gue dan lagi gue menghindar tapi sekarang gue udah punya strategi,Viola mengayunkan tombaknya dan gue melompat sambil mengarahkan katana gue ke dia.

Syuuttt...

Tak...

Katana gue nancap di bahu dia dan gue langsung menendang si Viola itu hingga menabrak dinding dengan kuat.

Viola ambruk tapi dia masih sadar, langsung aja gue menghampiri dia dan mengangkat dagunya menggunakan katana gue

"bersyukurlah gue cuma buat lo luka dan gak sampai bunuh elo. Tapi kalau lo masih berani gangguin gue dan sahabat gue, gue gak akan ngasih toleransi lagi sama lo.. Ngerti lo" Viola hanya mengangguk pasrah dengan semua ucapan ancaman dari gue

Kiki pov end

Semua orang pada heboh dengan apa yang dilakukan Kiki, bagaimana bisa anak baru bisa mengalahkan anggota guardian team? Begitulah pikiran mereka saat melihat Kiki yang merupakan anak baru bisa mengalahkan Viola yang notabennya adalah guardian team dengan sekali serang.

Awalnya mereka sedikit meremehkan Kiki karena dirinya hanya menghindar saat Viola menyerangnya tapi sekarang lihatlah hanya dengan sekali ayunan katananya dia mampu membuat Viola ambruk dengan menghantam dinding dan dengan darah yang mengalir di srkujur tubuhnya

Para healer pun segera menghampiri Viola dan membawa tubuh gadis yang penuh luka itu untuk di obati.

"baiklah.. Semua tenang, Viola tidak apa apa dan pemenang dari pertandingan ini adalah Kiki Floria"semua orang bertepuk tangan heboh sedangkan Kiki hanya tersenyum manis yang mampu membuat keadaan semakin heboh.

"ya ampun Kiki kalau ketawa ternyata makin cantik ya"

"duh.. Gak kuat abang liat kamu ketawa dek"

"uhh.. Kaya bidadari deh"

Itulah celotehan murid pria di sekitar arena yang menambah heboh keadaan

"duh, elo sih cantik banget kan budek nih telinga denger ocehan mereka"gerutu Lusena yang dibalas kekehan tawa dari Lucky

"masih seperti yang biasa ya Ki"ujar Lucky

"ya donk"

Setelah pertandingan Kiki selesai, pertandingan kembali dilanjutkan,murid murid yang menonton kembali heboh akan pertandingan selanjutnya.

"baiklah pertandingan selanjutnya Lusena Adriana dengan Karin De Caosta dari guardian team"

Lusena dan Karin pun memasuki arena pertandingan. Lusena masuk dengan langkah anggun dan wajah datarnya sedangkan Karin masuk dengan senyum yang menghiasi wajahnya, tapi kalau di perhatikan senyum Karin adalah senyum mengejek.

Lusena pov

Saat ini lawan gue adalah anggota guardian team yang katanya kuat. Gue sedikit tertarik dengan hal itu,karena gue sangat suka dengan lawan yang kuat.

Gue liat lawan gue atau si Karin itu sudah mengeluarkan senjatanya yang ternyata adalah cambuk berwarna coklat,gue pun mengeluarkan senjata gue yaitu double sword gue.

Double sword gue itu memiliki semacam ukiran aliran di bagian pedangnya sedang kan di bagian badannya berwarna emas dengan ukiran khusus.

Karin mengayunkan cambuknya ke arah gue tapi gue dapat dengan mudah membaca gerakan dia alhasil gue dapat menghindar, gue berlari kearah dia dengan mengayunkan pedang gue ke dia tapi dia bisa menghindar.

Gue akui dia sedikit hebat bisa menghindari serangan gue,tapi gue gak akan kalah dengan mudah.

Gue mengalirkan sihir api ke pedang gue dan hasilnya kini pedang gue sudah dipenuhi api berwarna merah orange. Gue ayunkan dengan gerakan memutar dan api yang berada di pedang gue meluncur dengan kecepatan kilat menuju ke arah Karin.
Suutt....

Bummmm....

Awalnya gadis licik itu bisa menghindari serangan gue, tapi tidak dengan serangan kedua gue,serangan kedua gue berhasil mengenai perut dia tapi dia sempat memberikan perlindungan pada tubuhnya,namun sayang pelindung itu bisa dengan mudah di hancurkan oleh api gue dan akhirnya Karin terkena api gue.

Vhalla Magic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang