Bagian 36 (tiga puluh enam)

3.3K 199 1
                                    

Dingin menyengat, daun maple berjatuhan, nuansa orange kecoklatan menghiasi seluruh kota. Musim gugur seperti tahun tahun sebelumnya.

Dan yang membedakan hari hari yang lalu, kali ini ketiga remaja putri sedang gundah karena tidak lama lagi kewajiban mereka sebagai putri bulan biru akan segera dimulai.

Banyak yang tidak mengenal siapa putri bulan biru itu, tapi semua orang tau tentang ramalan bulan biru.ramalan tentang kebahagiaan yang akan segera tiba di negeri dhrastein lewat tangan putri bulan biru.

"apa kita bisa? "ucap Kiki di tengah keheningan yang melanda mereka saat ini, mereka tangah duduk di taman belakang academy.

"kita pasti bisa! Kalian ingat kan dewi Aleya bilang bulan biru tidak akan memilih jika dia tidak punya keistimewaan. Dan lihat bulan biru memilih kita, gue yakin di dalam diri kita masing masing ada keistimewaan yang kita gak tahu"ucap Lucky tersenyum simpul

Lusena tersenyum dan mengangguk "gue bakal berusaha! Demi mama dan papa juga demi semua orang! Kita pasti bisa"serunya semangat

***

Sedangkan di tempat lain terlihat dua pria yang sedang duduk di lapangan pelatihan mereka adalah Daniel dan Nathan, mereka baru saja selesai berlatih bersama guru dan murid lainnya.

"capek banget gue"keluh Nathan

"iya, tapi kita harus semangat. Gue yakin perang kali ini berkaitan sama ramalan bulan biru itu"ucap Daniel

"kenapa lo bisa seyakin itu kalau ini berkaitan"

"ntahlah, gue ngerasa ini berkaitan dengan ramalan bulan biru dan.... "Daniel menggantungkan kata katanya membuat Nathan penasaran

"dan...? Apa? "

"gue ngerasa ini juga berkaitan sama Lucky dkk"

"ah.. Lo ada benarnya juga. Gue masih kepikiran sama kata kata Lucky kemarin. Apa coba maksudnya"

"gue ngerasa mereka tau sesuatu tentang perang ini"ucap Daniel

"mending sekarang kita cari mereka aja, kita minta penjelasan sama mereka"usul Nathan yang dibalas anggukan setuju dari Daniel

Kemudian kedua sahabat itu pun pergi mencari Lucky dkk, mereka menelusuri koridor koridor bahkan kantin untuk mencari ketiga gadis yang membuat mereka penasaran.

Skip...

"ternyata kalian disini"

Ketiga gadis yang sedang duduk itu pun menoleh ke arah belakang, mereka melihat dua pria tampan menghampiri.

Setelah Nathan dan Daniel yang lelah mencari Lucky dkk tapi tidak ketemu, mereka memutuskan untuk mencoba mencari di taman belakang academy, dan akhirnya mereka menemukan orang yang mereka cari.

"kalian kok disini? Bukannya semua murid lagi latihan ya? "ucap Lusena

"seharusnya yang bertanya itu kami. Apa yang kalian lakukan disini? Mengapa tidak ikut berlatih dengan kami? "ucap Nathan memicingkan matanya penuh selidik

"lo berdua gak perlu tau apa yang kami lakukan disini. Sebaiknya kalian lanjutkan latihan"ucap Kiki dingin tidak seperti biasanya.

"kok lo ngomongnya gitu sih Ki, kita kan sekarang temen"ucap Nathan

"lo yang bilang temen kan, tapi gue gak pernah nganggap lo temen"ucap Kiki sarkastik membuat Nathan terdiam

"maksud kalian itu apa"kini Daniel yang bertanya

"kita gak ada maksud apa apa"sahut Lusena

"kalian mengembunyikan sesuatu dari kami. Siapa kalian sebenarnya"tanya Daniel

"kami tidak pernah menyembunyikan sesuatu dari kalian. Dan satu lagi, bukan hak kalian bertanya tentang siapa kami"ucap Lucky dingin dengan tatapan yang menghunus tajam memandang Daniel dan Nathan.

Lucky dkk pun beranjak pergi dari sana, meninggalkan kebingungan yang makin meraja lela di pikiran Daniel dan Nathan.

"apa yang terjadi? Mengapa mereka berubah? "tanya Nathan

"ntahlah Nath, semenjak kedatangan surat pernyataan perang itu, mereka seakan akan menjauh dan mencoba  menghindari kita"ucap Daniel yang menatap kosong kepergian Lucky dkk

***

"sumpah gue gak tega ngomong kaya gitu tadi"ucap Kiki, saat ini mereka tengah berada di balkon kamar.

"gue juga sebenarnya gak tega. Tapi kita harus bisa membuat mereka menjauh dari kita"sahut Lucky

"hmmm... Gimana kalau mereka gak mau deket lagi sama kita? "tanya Lusena

"itu udah konsekuensi dari rencana kita Sen, kita gak mungkin melibatkan mereka"ucap Kiki

"gue duluan kekamar" Lucky berlalu meninggalkan kedua sahabatnya yang masih berkutat dengan pikiran mereka.

Gadis dengan warna bola mata biru cantik itu pun menghempaskan tubuhnya diatas kasur.

"semoga ini semua cepat selesai"ucapnya menatap langit langit kamar.

Selesai.........

Jangan lupa vote dan comment.


Vhalla Magic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang