© naughty perfect men ©
**attention !!!!
-berikan komentar baik terhadap cerita ini
-konten dewasa
-di butuhkan kerja sama antara pembaca untuk membangun suasana yang harmoni
-semoga suka
-typo****author pov
Yuna hendak berdiri, tapi tiba-tiba niat itu ia batalkan mengingat tujuan ia ke sini untuk mencari uang.
"Tuan ada lagi yang ingin kamu tanyakan?" Yuna menahan kecurigaan nya, demi memastikan masa depan cerah
"aku kira dia akan berontak tadi, tatapan itu berubah menjadi kebencian. apa aku akhiri saja sandiwara ini, tapi... tidak. aku lebih senang bermain drama dengan nya," pikir licik Jungkook
"ekhem...." Jungkook berdeham gaya cool
"punya teman laki-laki atau tidak?"
"ini pertanyaan kenapa mengarah ke hal pribadi sih, jawab tidak saja lah," batin Yuna mencoba bersabar
"hanya teman wanita saja, pak!" balas Yuna terukir senyuman kecil
"jika ada yang kamu sembunyikan, terima resiko. saya tidak menyukai karyawan wanita mempunyai teman laki-laki," tutur Jungkook dalam peringatan sekaligus menyampaikan larangan
"kenapa begitu pak, bukannya kita bebas berteman dengan siapa saja. tidak membedakan dia siapa, yang terpenting kita nyaman," balas Yuna yang merasa perkataan Jungkook tidak bisa ia hindarkan
"rasa nyaman itu yang membuat kita lalai melakukan tugas dalam bekerja, jangan membantah dan turuti perkataan saya. hanya satu kesempatan peringatan sederhana masa anda tak bisa menjalankan dengan benar. kata nya, bisa di percaya dan di andalkan," sindir Jungkook menggoyahkan pendirian Yuna
"tapi larangan anda sangat keterlaluan, bagaimana mungkin saya menghindari teman saya sendiri, itu akan menimbulkan kesalahpahaman...." Yuna menolak halus perintah Jungkook
"berarti anda berbohong pada saya, kalau memang benar anda jujur. mengapa anda menolak, ya sudah... silahkan pergi pintu itu sudah menunggu kau pulang!!" usir Jungkook tangannya mengulur ke depan di ikuti jari telunjuk yang mengacung ke arah papan pintu
"saya mohon!!! maafkan saya, saya tidak akan membantah lagi!" Yuna menyatukan kedua telapak tangannya, mendalami rasa maaf agar Jungkook percaya pada ucapan maaf nya
"ya sudah, selamat bekerja," ucap Jungkook sambil menahan gelak tawa, ia tak bisa melihat tingkah polos gadis di depannya semakin memuncak
"makasih pak!! anda memang baik, jadi pekerjaan apa yang anda berikan untuk saya?" Yuna terlalu menunjukan kesemangatan dalam dirinya, senyum berseri-seri juga pandangan mata berbunga-bunga
"sangat mudah, hanya menjadi sekertaris pribadi penurut, diam tak membuat suara. jangan ikut bergosip, tidak boleh melakukan tindakan di luar perintah. satu hal lagi...." Jungkook bersiaga untuk kemungkinan ia mengambil napas dalam
"apa pak?!" Yuna tertarik mendengar kan ucapan Jungkook yang harus ia patuhi untuk ke depannya
"jangan melaporkan apa yang saya lakukan di ruangan kerja saya, walau anda melihat dengan mata kepala sendiri. ingat, kamu sudah terikat kontrak yang tak dapat di batalkan dalam sebulan," sungut Jungkook dengan suara tegas menyerang perasaan Yuna yang lemah terhadap kekerasan
"baiklah!!" Yuna berdiri, tapi ia kebingungan dimana ia harus tinggal untuk memulai pekerjaan nya
"Pak!" ucap Yuna pelan
"ada apa?" Jungkook menaikan kepalanya sedikit ke atas, menatap Yuna yang terlihat mengkhawatirkan
"tempat saya dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
naughty perfect men (Jungkook & Yuna) *Selesai*
FanfictionYuna di usia yang baru saja menginjak dewasa harus berurusan dengan pria tampan sangat mampan, anak konglomerat yang sombong. Jeon Jungkook namanya. Tidak terpikir oleh Yuna, kalau pekerjaan yang di tawarkan pria itu membuatnya berada dalam masalah...