Jenuh

928 102 40
                                    

Jakarta, 23 September 2011

Gracia terlihat mengetuk-ngetuk pulpennya ke meja kantin, hari ini ia merasa bahwa rindunya pada Sam sudah mencapai puncaknya. Ditambah PMS maka lengkaplah ia uring-uringan sedari pagi. Sisca bahkan merasa jengkel dengan sikap Gracia hari ini.

"Apa sih Gre lu sensi banget" ucap Sisca yang akhirnya ngegas

"Kesel gue tuh, kangen Sam tau ga sih, gue pengen putus aja rasanya" Graci terlihat menggerutu

"Idih parah masa pengen putus sih?" Anin langsung berkomentar

"Heh Gre lo putus dari Sam yang ngantri mau sama Sam banyak, ikhlas emang lo?" tanya Sisca

"Gue cape loh pacaran nuga ga kontakan sama sekali, gue ga tau kabar dia, dia juga ga tau kabar gue. Ngapain coba?" Gracia mulai mengeluh, ia memang tidak bisa komunikasi dengan Sam sama sekali.

"Ya lo sabar dong Gre, kan resikonya, lo tau kan Sam kuliahnya kaya begitu" Anin mencoba menasshati, padahal ia juga sadar ia tak akan kuat jika menjadi Gracia

"Kaya ga punya pacar tau ga sih gue tuh" ucap Gracia sambil meletakan dagunya di atas meja

"Waaaaah Gracia ga punya pacar? Boleh dong" tiba-tiba Mario yang tengah duduk di dekatnya menimpali

"Berisik lu" Sisca menimpali sebelum Gracia menjawab

"Gre, mendingan cari yang selalu ada kali Gre" goda Mario dan langsung diamini oleh teman-temannya yang lain

"Berisik ah" Gracia yang sedang tidak mood bercanda langsung bangkit meninggalkan kantin, ia langsung menuju mobilnya dan bersiap untuk pulang

"Sis Nin ke rumah gue aja yuk" ajak Gracia

"Boleh, ayo" jawab Anin dan Sisca kompak

"Nin nyetir ya, perut gue lagi sakit nih hari pertama" Gracia memberikan kunci mobilnya pada Anin

"Ya elah nyesel gue mau ikut" jawab Anin sambil pasrah meraih kunci mobil Gracia dan akhirnya rela menyetir hingga rumah Gracia

Sepanjang jalan Gracia lebih banyak diam, ia menatap ke jendela. Mungkin dari sekian lama waktu yang sudah dilewati bersama Sam, saat ini lah yang menjadi titik Gracia jenuh pada Sam. Wajar saja, untuk seumuran dirinya komunikasi yang intens adalah sebuah kewajiban dalam hubungan. Tapi kini itu semua tak ia dapatkan, wajar jika akhirnya ia merasa bahwa hubungannya membosankan. Sempat terpikir oleh Gracia untuk memutuskan hubungannya dengan Sam, tapi ia juga tak bisa bohong jika ia mencintai Sam.

Di perjalanan tiba-tiba ponsel Gracia berdering dan nama Sam muncul di layar.

"Hah Sam? Ko bisa nelfon?" Gumam Gracia

"Udah buruan jawab" Sisca yang duduk di belakang langsung menepuk bahu Gracia dan Gracia langsung menurutinya

Sam : hai sayang, apa kabar?
Gracia : Hai, baik, ko bisa nelfon?
Sam : Iya hape aku udah dibalikin, kamu lagi dimana Gre?
Gracia: di jalan pulang
Sam : oh ya udah hati-hati
Gracia : ok

Sadar Gracia terdengar jutek, Sam yang berada di tempat lain terdengar menghela nafasnya. Ia bingung kenapa Gracia seperti malas menerima telfon darinya.

Sam : Gre
Gracia : Iya?
Sam : Aku kangen kamu Gre

Sam terdengar lirih saat mengatakan rindu pada Gracia. Sementara mata Gracia kini sudah basah, ia juga sangat rindu Sam. Tapi tak bisa dibohongi kini ia benar-benar merasa jenuh.

Gracia : udah ya Sam, aku lagi di jalan, bye

Gracia langsung menutup sambungan telfon Sam dan melempar ponselnya ke dashboard mobil.

Ocean and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang