Don't Go Away

1K 76 84
                                    

Jakarta, 21 Maret 2021

Vino memejamkan matanya, tubuhnya benar-benar lelah setelah melakukan perjalanan panjang dari Australia. Hatinya juga kini tak karuan setelah melihat foto-fotonya bersama Sam, persahabatan yang mereka bangun sejak kecil kini hancur berantakan. Ia kembali bangkit dari kasurnya dan langsung mengusap wajahnya dengan kasar lalu berjalan menuju balkon kamarnya. Ia menyalakan rokok dan menghisapnya dalam-dalam, meniupkan asapnya ke atas seolah ingin menembus awan.

"Gue kangen lu Sam!" Ucap Vino ketika melihat foto dirinya bersama Sam yang dikirim Viny pagi ini. Disana mereka terlihat benar-benar bahagia dimana Sam tengah mengenakan seragamnya ketika wisuda sebagi pelaut dan Vino mengenakan seragam pilotnya. Mereka terlihat begitu dekat dengan saling merangkul.

Ada rasa sesal di dadanya ketika sadar bahwa Ia telah menghancurkan persahabatannya bersama Sam. Merusak kepercayaan sahabatnya sendiri adalah kesalahan fatal. Ia kini juga sadar jika Sam memang layak mendapatkan Shani, perempuan yang memang sempurna untuk menjadi seorang istri. Bahkan Vino sudah lelah mengutuk diri yang telah meninggalkan Shani hanya karena Ia tak pernah siap untuk berkomitmen. Nyatanya benar adanya bahwa Vino Aldebaran memang tak pernah siap untuk berkomitmen dan terikat dalam sebuah pernikahan.

Vino kembali memainkan ponselnya, mencari nama Gracia disana. Sudah seminggu Gracia menghilang, bahkan sejak mengetahui hubungan Sam dan Shani, Gracia benar-benar bersikap aneh. Ada rasa sakit yang Vino rasakan ketika melihat Gracia kini kembali mengejar Sam.

"Hallo Gre, kamu dimana?"

"Aku sibuk Sam, telfon lagi nanti"

"Gracia! Jangan dimatiin"

"Shit!" Vino kesal ketika Gracia begitu saja memutus sambungan telfonnya.

Vino langsung mematikan rokoknya dan cepat-cepat menuju kamar mandi untuk bersiap pergi. Permasalahannya dengan Gracia harus diselesaikan, Ia tak bisa terima dengan sikap Gracia. Setelah siap Vino langsung menuju mobilnya dan tanpa menunggu lama lagi Ia langsung melajukan mobilnya.

"Hallo Fen, tau Gracia dimana ga? Oh di Apartemennya ya? Ok thank you" ucap Vino yang langsung mengarahkan mobil menuju apartemen Gracia.

Tak perlu waktu lama, Vino sudah tiba di Apartemen Gracia. Ia langsung memencet bel yang menempel di dekat pintu kamar Gracia. Beberapa kali Vino harus menyalakan bel hingga akhirnya Gracia membukakan pintu. Vino menatap Gracia yang terlihat berantakan, matanya sembab, lingkaran hitam sudah terlihat di bawah matanya.

"Kemana aja kamu?" Tanya Vino dengan tatapan tajamnya

"Ada" jawab Gracia singkat dan Vino langsung masuk ke apartemenW Gracia

"Kamu ngeroko?" vino melihat sebuah asbak penuh dengan sisa rokok. Gracia hanya terdiam sambil menyalakan TV nya, wajahnya benar-benar berantakan.

"Gracia aku ngomong sama kamu!" Suara Vino sedikit meninggi hingga membuat Gracia menoleh dan menyimpan remote di tangannya.

"Kenapa sih?" Tanya Gracia seraya menatap Vino

"Kamu yang kenapa Gre? Kenapa kamu ngeroko?"

"Ya pengen aja" jawab Gracia datar hingga Vino menghela nafasnya

"Mau sampai kapan kaya gini?" Vino berjalan mendekat dan duduk di samping Gracia.

"Kenapa sih Vin?"

"Ya kamu mau sampai kapan kaya gini? Sampai kapan kamu terus ngejar Sam?"

Ocean and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang