All I Want

891 76 27
                                    

Jakarta, 5 April 2021

Shani cepat-cepat meninggalkan ruang inap Gracia setelah melihat Gracia memeluk Sam begitu erat. Mata Shani sudah basah, ini benar-benar kondisi yang sulit baginya. Di satu sisi Sam adalah calon suaminya, tapi di sisi lain Gracia adalah sahabatnya. Menikah dengan Sam artinya akan menghancurkan hati Gracia, tapi membiarkan Sam kembali pada Gracia artinya akan menghancurkan hatinya sendiri.

Vino yang juga tak sanggup melihat Gracia yang memeluk Sam, Ia ikut berjalan keluar dan duduk di samping Shani. Vino mengusap kasar wajahnya yang benar-bener lelah.

"Mata Gracia aman?" Tanya Vino

"Masih perlu observasi Vin" jawab Shani seraya menyandarkan tubuhnya ke kursi

"Semoga baik-baik aja ya" ucap Vino penuh harap

"Vin, aku mau nanya"

"Kenapa Shan?"

"Tolong jawab secara objektif ya, apa kalo gue nikah sama Sam bakal nyakitin Gracia?" Tanya Shani yang kini menoleh pada Vino

Vino terdiam, berat baginya untuk menjawab pertanyaan Shani. Jika harus jujur jelas Gracia sangat terluka jika Shani menikah dengan Sam, tapi jelas Vino tak mungkin menjawab seperti itu.

"Lo juga berhak bahagia Shan" jawab Vino

"Tapi gimana kalo ternyata kebahagiaan gue malah nyakitin Gracia?"

"Love your self, Shan"

"Tapi gue sayang sama Gracia Vin, dia sahabat gue" ucap Shani

"Shan, lo sayang kan sama Sam? Lo cinta kan sama dia?" Vino menatap Shani begitu dalam dan air mata Shani kembali mengalir.

Vino menghela nafas dan memandang Shani dari samping, air mata Shani menunjukan bahwa memang Shani sangat mencintai Sam.

Di dalam ruangan Sam tengah berusaha mengatur hatinya, Ia sesungguhnya ingin berlari mengejar Shani. Tapi jiwa kemanusiaan menahan dirinya untuk tetap ada dalam pelukan Gracia.

"Gre" ucap Sam, ini pertama kalinya lagi Sam berbicara lembut pada Gracia.

"Ya Sam?" Gracia mengangkat wajahnya mencari sumber suara

"Aku keluar dulu ya" ucap Sam yang sudah bersiap beranjak

"Mau kemana?" Gracia menarik tangan Sam

"Manggil Vino buat nemenin kamu, bentar ya" Sam melepaskan tangan Gracia. Bahkan dalam kondisi seperti ini pun Sam masih berusaha menjaga kesetiaannya pada Shani.

Sam berjalan keluar dan melihat Shani tengah duduk di samping Vino. Tapi tak ada obrolan diantara keduanya, mereka sama-sama terdiam.

"Shan" Sam langsung berlutut di depan Shani dan menggenggam tangan Shani dengan erat

"Jangan nangis" Sam cepat-cepat menyeka air mata Shani

"Sam, Gracia butuh kamu, temenin dulu" ucap Shani lirih dan Sam hanya menatapnya

"Shan, prioritas aku itu kamu sekarang"

"Sam, kamu liat sendiri kan kondisi Gracia tadi, Gracia lebih butuh kamu sekarang"

"More than you?" Sam menatap Shani dengan tatapan berkaca-kaca, Shani mengangkat wajahnya agar air matanya tak menetes

"Shan, aku ga bisa Shan nemenin cewe lain sementara aku udah punya calon istri" ucap Sam

"Sam, apa kita bakal tetep nikah?" Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulu Shani hingga Sam terkejut dan menatap Shani tajam. Vino yang masih duduk sebelahnya juga ikut terkejut hingga akhirnya Ia berdiri dan memilih untuk pergi.

Ocean and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang